TRIBUNJOGJA.COM- Tanpa menunggu prosesi wisuda, banyak mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta sudah lebih dulu menjejakkan kaki di dunia kerja. Dalam kegiatan yudisium yang diselenggarakan bersamaan dengan bursa kerja (tabletop) di kampus, Rabu (9/7/2025), terungkap bahwa sebagian besar lulusan—khususnya dari program vokasi—telah direkrut oleh industri sebelum resmi menyandang gelar.
Dari 239 lulusan program Diploma Tiga (D3) Perhotelan yang diwisuda, sekitar 60 persen di antaranya sudah terserap di dunia kerja, khususnya di sektor perhotelan. Mereka umumnya direkrut langsung oleh hotel tempat mereka menjalani magang, berkat performa kerja yang dinilai memuaskan.
Kepala Program Studi D3 Perhotelan, Deni Dwi Ananti, M.Par., CHE, menjelaskan bahwa mahasiswa D3 diwajibkan menjalani magang selama enam bulan hingga satu tahun.
“Jika kinerjanya bagus, banyak dari mereka langsung diangkat menjadi staf. Itu sebabnya sebagian besar sudah bekerja sebelum wisuda,” ujarnya.
Fenomena serupa juga terjadi di Program Sarjana (S1) Pariwisata STIPRAM. Meskipun data resmi belum tersedia, diperkirakan sekitar 50 persen mahasiswa S1 juga telah bekerja, atau setidaknya menjalani studi sambil bekerja.
Kepala Program Studi S1, Kiki Rizki Makiya, S.Psi., MA., Ph.D., menyebut bahwa mahasiswa S1 tersebar di berbagai bidang seperti hotel, biro perjalanan, hingga dinas pariwisata. Banyak dari mereka sudah bekerja setelah menyelesaikan masa magang, bahkan sebelum dinyatakan lulus.
Program S1 STIPRAM juga memiliki jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bagi mahasiswa yang beralih dari D3. Rata-rata masa studi mahasiswa S1 tercatat hanya 3 tahun 8 bulan, lebih cepat dari standar empat tahun. Selain gelar Sarjana Pariwisata (S.Par), para lulusan juga dibekali dengan sertifikasi kompetensi seperti PCGSP (Professional Certification of Global Sustainable Practices), sertifikasi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi), serta sertifikasi magang baik di dalam maupun luar negeri.
Dalam skala global, STIPRAM juga aktif membuka peluang magang internasional. Jepang, Taiwan, China, serta kapal pesiar menjadi tujuan utama mahasiswa untuk praktik kerja luar negeri. Tak sedikit dari mereka yang setelah magang langsung kembali direkrut oleh perusahaan tempat mereka ditempatkan. Menurut Kiki, mahasiswa yang magang di Jepang bahkan memperoleh allowance atau tunjangan bulanan.
“Setelah lulus, banyak yang kembali direkrut ke sana. Ini menunjukkan kualitas lulusan kami mampu bersaing di pasar global,” katanya.
Kegiatan yudisium yang digelar pada pukul 07.45 hingga 10.00 WIB juga dirangkaikan dengan bursa kerja tabletop yang menghadirkan sekitar 30 hotel dari Yogyakarta dan sekitarnya, termasuk Hyatt Hotel, The 101 Hotel.
Menurut Wakil Ketua I Bidang Akademik STIPRAM, Amin Kiswantoro, M.Par., CHE, kegiatan ini merupakan upaya memperkuat jembatan antara dunia pendidikan dan industri.
“Mahasiswa bisa langsung melamar pekerjaan sesuai spesialisasinya. Harapannya, mereka yang belum bekerja bisa segera mendapat kesempatan,” ujarnya.
Sementara itu, dari Program Magister Pariwisata (S2), STIPRAM mencatatkan capaian percepatan studi. Sebanyak 35 mahasiswa lulus dalam waktu 1,5 tahun, lebih cepat dari standar dua tahun. Hal ini dimungkinkan karena mahasiswa sudah mendapat dosen pembimbing sejak semester kedua dan menjalani program dengan total 40 SKS yang dirancang rampung dalam 18 bulan.
“Jika mahasiswa tekun, bukan hal yang sulit,” ujar Kepala Program Studi S2, Dr. Moch. Nur Syamsu, S.Pt., M.Par., CHE., CGSP. Program ini kini telah terakreditasi "Baik Sekali" dan membuka pendaftaran untuk angkatan ke-13 yang akan dimulai pada September mendatang.
Terkait kekhawatiran atas dampak efisiensi anggaran pemerintah daerah terhadap industri perhotelan, STIPRAM memastikan bahwa program magang tidak terpengaruh.
"Permintaan dari hotel-hotel tetap tinggi, bahkan beberapa di antaranya secara aktif menghubungi kampus karena kekurangan tenaga magang,” ungkap Deni.