Tribunjogja.com Bantul -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul berupaya meningkatkan hasil panen dengan cara efisien dan efektif melalui program pemasangan elektrifikasi pertanian atau alat yang bisa menghasilkan energi listrik.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengatakan, selain dengan mendorong penyaluran mekanisasi pertanian, pihaknya juga tengah menyempurnakan elektrifikasi pertanian.
"Jadi kita akan melanjutkan pemasangan listrik di area area sawah kita. Pemasangan elektrifikasi pertanian sebelumnya pernah direalisasaikan pada areal lahan pasir wilayah selatan," katanya, Minggu (6/7/2025).
Kini, pihaknya merencanakan pemasangan elektrifikasi pertanian di sekitar 101 titik pertanian tembakau.
Pemasangan itu akan digarap pada triwulan ketiga tahun 2025.
"Lahan pasir sudah (dipasang elektrifikasi), yang masih ada kekurangan nanti kita sempurnakan. Kemudian lahan pertanian tembakau nanti di triwulan tiga ini kita akan memasang di sekitar 101 titik," jelas Halim.
Disampaikannya, elektrifikasi pertanian atau memanfaatkan listrik dalam kegiatan budidaya pertanian bertujuan untuk mengganti mesin-mesin diesel yang lebih boros bahan bakar minyak (BBM).
Selain itu, penggunaan elektrifikasi juga menjadi bagian penerapan efektif dan efisien pertanian.
"Pasarnya jelas, harganya jelas asal biaya produksi bisa terus kita tekan. Maka hasil keuntungannya semakin tinggi, biayanya rendah, dan katakanlah harganya tetap saja maka pendapatan juga akan meningkat," jelasnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, berujar, elektrifikasi itu rencananya dipasang di beberapa titik daerah perbukitan. Sebab, selama ini masih banyak yang menggunakan pompa dengan BBM di wilayah tersebut.
"Para petani tembakau kan di daerah daerah perbukitan. Kalau musim kemarau pakai pompa, pompa itu pakai BBM. Maka, itu nanti diganti dengan listrik."
"Kita alokasikan 101 titik di wilayah lahan lahan tembakau di Kapanewon Piyungan, Kapanewon Imogiri, dan Kapanewon Pleret maupun Kapanewon Dlingo," tutup Joko.(nei)