Ajak Semua Elemen Fokus Hadapi Persaingan Global, Budiman Sudjatmiko: Pak Prabowo Butuh Dukungan

Penulis: Azka Ramadhan
Editor: Iwan Al Khasni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala BP Taskin, Budiman Sudjatmiko, saat ditemui selepas agenda Kalam Sore bertajuk 'Jalan Kemakmuran Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0', di Yogyakarta, Sabtu (31/5/25)

Tribunjogja.com Yogyakarta -- Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko, mengajak semua pihak bahu membahu menghadapi persaingan global.

Persaingan-persaingan di dalam negeri yang disebut hanya menghabiskan energi dan berpotensi menimbulkan konflik pecah belah, diharapkan dapat disudahi.

Hal tersebut disampaikan Budiman, selepas memberikan materi di agenda Kalam Sore bertajuk 'Jalan Kemakmuran Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0', di Yogyakarta, Sabtu (31/5/25) malam.

Menurutnya, pemerintahan presiden Prabowo Subianto hanya punya waktu empat tahun, plus lima tahun lagi jika terpilih lagi pada kontestasi berikutnya.

"Padahal, tugas-tugas, target-target dan PR-nya baru bisa diselesaikan minimal 24 tahun. Yaitu, hilirisasi, industrialisasi, kedaulatan pangan, konsolidasi keuangan, pembangunan SDM dan kemandirian teknologi digital," katanya.

Ia menegaskan, jika sungguh-sungguh ingun menciptakan Indonesia emas, masyarakat jangan hanya dientaskan dari kemiskinan, tetapi juga kebodohan. 

BP Taskin pun menekan, memajukan kesejahteraan umum tidak bisa dilepaskan dari mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai pesan dalam pembukaan UUD 45.

"Tapi, caranya kan tidak pernah seragam, setiap 25 tahun resepnya berubah-ubah. Saat melompat, kita tidak boleh terpeleset. Maka, Pak Prabowo butuh dukungan," tandasnya.

Dukungan yang dimaksud Budiman adalah, mewujudkan persatuan nasional, di mana seluruh pihak bisa bahu membahu, bukan malah saling menjatuhkan.

Penyaluran KUR di DIY Capai Rp1,539 Triliun, Penyaluran Tertinggi di Sleman 

Kedua, seluruh elemen bangsa harus menyadari, bahwa persaingan di dalam negeri wajib segera disudahi, dan mulai berbicara pada tataran global.

"Kompetisi dalam negeri paling cuma kalah Pilkada, kalah Pileg, kalah Pilpres. Itu mudah ngobatinnya. Misalnya, aku kalah Pileg sekarang, lima tahun lagi mudah ngobatinnya. Pak Prabowo membuktikan, walaupun kalah berkali-kali untuk jadi presiden, bisa ditebus 5, 10, 15 tahun ke depan," ujarnya.

Menurutnya, energi yang selama ini tercurahkan untuk pertikaian antar anak bangsa, lebih baik dialihkan dalam upaya menghadapi tantangan dunia.

Bukan tanpa alasan, ketika Indonesia mengalami 'kekalahan' dalam persaingan global, dampaknya akan sangat panjang, berat, dan dirasakan hingga beberapa generasi sekaligus.

"Kalau persaingan global, sekali kalah, negara itu nggledak, susah bangunnya. Kita fokuskan saja bangsa ini untuk persaingan global, di tengah konflik dunia. Energinya dimanfaatkan untuk battle yang kalau kalah itu mematikan," cetusnya.

"Perbedaan boleh, wajar, karena itu demokrasi. Tapi, kalau sampai konflik pecah belah, apalagi sampai ada pikiran menjatuhkan presiden, atau wakil presiden, takutnya ada pihak-pihak yang tidak suka Indonesia mengejar," urai Budiman. (aka)

Berita Terkini