Memprihatinkan dan Tak Terawat, Jembatan Gantung Kalinegoro Magelang Masih Dilintasi Warga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JEMBATAN GANTUNG: Pemotor melintas di atas Jembatan Gantung Kalinegoro meski kondisinya memprihatinkan, Jumat (16/5/2025)

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Jembatan Gantung Kalinegoro yang membentang di atas Sungai Progo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang kondisinya memprihatinkan.

 


Kerusakan terlihat di sejumlah titik jembatan, antara lain lantai yang berlubang akibat kerusakan besi, pagar pembatas yang patah, serta bagian lantai yang tampak miring di sejumlah bagian.

 


Meski demikian, jembatan tersebut masih kerap dilintasi warga sekitar dan pemotor. 

 


Pasalnya jembatan menjadi akses strategis yang menghubungkan Dusun Jati, Desa Kalinegoro, Mertoyudan dengan Dusun Teluk, Desa Sumberarum, Tempuran.

 


Sekretaris Desa Kalinegoro, Arya Putra Ghari mengatakan, jembatan tersebut mulai mengalami kerusakan secara bertahap sejak 2022. 

 


Kini, kerusakannya makin parah. Lantai jembatan retak dan berlubang, beberapa penyangga besi bawah terlepas, dan sejumlah baut terlepas.

 


"Ada besi bawah penyangga yang lepas. Saya sendiri sempat bawa pulang dua mur yang sudah lepas. Kondisinya sekarang sudah mengkhawatirkan," imbuh Arya di kantornya, Jumat (16/5/2025).

 


Arya mengungkapkan, jembatan sepanjang lebih dari 100 meter ini dibangun sekitar tahun 2018 atas inisiasi almarhum Sudjadi yang kala itu menjabat sebagai anggota DPR RI. 

 


Proses pembangunan selesai menjelang awal pandemi Covid-19.

 


"Awalnya dulu tidak ada jembatan. Baru mulai diinisiasi sekitar tahun 2017 atau 2018. Selesai sekitar awal 2019," ujarnya.

 


Pemerintah desa mengaku sudah berupaya melaporkan kondisi tersebut ke Dinas PUPR Kabupaten Magelang meski baru secara lisan. 

 


Terbaru, pihak desa telah menyusun dan mengirim surat resmi, yang ditandatangani kepala desa, ke DPUPR.

 


Namun, upaya itu belum membuahkan hasil yang jelas. 

 


Salah satu kendala utama adalah ketidakjelasan status kepemilikan jembatan. 

 


Disebut-sebut, jembatan ini merupakan proyek nasional dan belum diserahterimakan ke pemerintah daerah atau desa.

 


"Kalau diserahterimakan ke desa, kami juga repot. Kami tidak akan mampu memelihara jembatan sepanjang ini," kata Arya.

 


Sebagai langkah mitigasi, pihak desa telah membuat imbauan melalui media sosial agar warga lebih waspada saat melintas. 

 


Terlebih, jembatan ini ramai dilewati setiap pagi dan sore oleh warga yang hendak sekolah, bekerja, hingga wisatawan yang menuju pemandian air panas di kawasan tersebut.

 


"Kalau hujan, licin sekali. Jembatan ini juga tinggi, mungkin sekitar 10–15 meter dari permukaan sungai," ungkapnya.

 


Siti Kurniawati (29), warga setempat, mengaku selalu merasa was-was saat melintasi jembatan. Bahkan ibunya pernah terjatuh saat melintasi jembatan tersebut.

 


"Katanya sudah sering dilaporkan, tapi nggak ada tindakan. Dulu sempat ada perawatan, tapi sekarang sudah lama dibiarkan. Ibu saya saja pernah dua kali jatuh (saat melintas) pas hujan," tuturnya.

 


Nia menyebut, jembatan itu sangat membantu warga yang ingin menuju Tempuran atau pasar Sraten, karena jika harus memutar, warga bisa menghabiskan waktu hingga 30 menit melewati wilayahTanjung dan Borobudur.

 


"Jadi ini sangat membantu sekali," jelasnya. 

 


Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Kabupaten Magelang, Priyo Suwarso mengatakan, pihaknya telah mengirimkan tim khusus untuk menginventarisir kerusakan di jembatan tersebut setelah melihat foto kerusakan yang beredar.

 


“Teman-teman sudah ada yang ke sana untuk inventarisasi kerusakan," ujarnya.

 


Dia mengatakan, jembatan gantung Kalinegoro belum tercatat sebagai aset milik Pemerintah Kabupaten Magelang. 

 


Hingga kini, proses hibah dari Kementerian PUPR belum rampung, sehingga perbaikan menyeluruh belum dapat dilakukan oleh pihaknya.

 


Priyo mengungkapkan, perbaikan ringan seperti pengencangan baut sempat dilakukan beberapa tahun lalu, namun bersifat insidental. 

 


“Kalau dulu kerusakan kecil-kecil, saya bantu perbaikan seadanya. Pernah satu dua kali, tapi sudah lama,” tambahnya.

 

 


Terkait tingkat kerusakan saat ini, Priyo menyebut belum menerima laporan teknis secara lengkap. 

 


Namun, dari foto-foto yang diterima, ia memperkirakan kondisi jembatan mengalami kerusakan kategori sedang. (tro)

Berita Terkini