Kecelakaan Maut di Purworejo

Guru Ngaji Itu Telah Pergi, Ibunda Korban Kecelakaan Maut di Purworejo Tak Punya Firasat Apapun

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KORBAN LAKA MAUT: Jenazah Isna Hayati, ustadzah Yayasan As-Syafi'iyah yang menjadi korban kecelakaan lalulintas di Purworejo disemayamkan di TPQ Nurul Falah di samping rumahnya.

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Suasana duka menyelimuti rumah di gang kecil dusun Mendut 1, RW 1, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

Isak tangis keluarga dan sejumlah kerabat pun pecah saat keranda jenazah yang membawa Isna Hayati ditandu empat orang aparat kepolisian tiba di rumah duka jelang waktu Magrib, Rabu (7/5/2025). 

Iringan kalimat tauhid terdengar mengiringi jenazah Isna Hayati, di antara guru Yayasan As Syafi'iyah yang menjadi korban kecelakaan maut di Purworejo. 

Jenazah Isna pun langsung disemayamkan di TPQ Nurul Falah, di samping rumah duka. 

Taman Pendidikan Alquran itu menjadi saksi perjuangan almarhumah dalam menebar kebaikan. 

Selain mengajar di Yayasan As Syafi'iyah, almarhumah Isna Hayati juga mendedikasikan dirinya mengajar Alquran di lingkungan tempat tinggalnya. 

"Anak saya itu pagi mengajar di Yayasan (As Syafi'iyah), malamnya mengajar ngaji di TPQ. Anak saya itu orang hebat, pintar ngaji. Sama tetangga juga penyayang, lemah lembut. Saya sedih sekali," kata Mutiah, ibunda Isna. 

Perempuan berhijab ungu itu meneteskan air mata, kala mengenang anak bungsunya yang kini telah tiada. 

Mutiah ibunda dari Almarhumah Isna Hayati, satu di antara belasan ustazah Yayasan As-Syafi'iyah yang menjadi korban kecelakaan maut di Purworejo (Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin)

Ia mengaku tidak memiliki firasat apapun, atas peristiwa yang terjadi. 

Hanya saja, pada tetangga sempat bercerita jika semalam ada burung yang terbang di atas rumah. 

Ia tidak tahu apakah itu pertanda atau hanya kebetulan semata.

Selain itu, sebelum pergi takziah ke Purworejo, anaknya juga sempat bercerita mimpi sang kakak yang tinggal di Sragen meninggal dunia dan hidup lagi. 

"Lah kok tiba-tiba anak saya yang kedua yang meninggal. Kaget, tidak mengira. Kalau anak saya dipanggil Gusti Allah," ujar Mutiah. 

Perempuan 55 tahun itu kini hanya bisa pasrah. 

Ia berusaha tegar menerima kenyataan, anak kesayangannya, kini telah berpulang. 

"Saya hanya bisa sabar. Ikhlas," kata Mutiah, sembari menyeka air mata memakai ujung kerudungnya. Almarhumah rencananya akan dimakamkan di pemakaman umum kampung setempat. 

Diberitakan, kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Lintas Provinsi Purworejo- Magelang, tepatnya di Desa Kalijambe, Purworejo pada Rabu (7/5/2025) siang. 

13 ustadzah Yayasan As Syafi'iyah Magelang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut. 

Adapun rinciannya, satu selamat, dua belum terkonfirmasi dan sepuluh meninggal dunia, termasuk Isna Hayati. 

Kronologi Kecelakaan

Seorang warga berinisial L memberikan kesaksian terkait kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Provinsi Magelang–Purworejo, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (7/5/2025) sekitar pukul 11.00 WIB.

Peristiwa tragis tersebut merenggut 11 nyawa dan melibatkan sebuah dump truk bermuatan pasir serta kendaraan angkutan pedesaan (Kopada) yang membawa rombongan warga.

Menurut L, truk yang melaju dari arah Magelang menuju Purworejo itu sudah dalam kondisi rem blong sejak berada di atas tanjakan.

“Itu truk dari atas sudah klakson terus, kasih kode. Sudah ambil kanan untuk menghindari kendaraan lain. Pas sampai tanjakan, langsung banting kiri dan menabrak angkutan,” ujar L saat ditemui di lokasi kejadian.

Truk kemudian menabrak Kopada yang mengangkut rombongan warga dari Mendut, Magelang, yang diketahui hendak menghadiri takziah di wilayah Purworejo.

Menurut L, sebagian besar korban tewas di tempat dengan kondisi mengenaskan.

“Sudah tidak bisa diidentifikasi. Kondisinya parah,” katanya.

BANGKAI ANGKOT; Kondisi kendaraan usai kecelakaan di Jalan Provinsi Magelang–Purworejo, Rabu (7/5/2025 (Tribunjogja.com/Yuwantoro W)

Saat kejadian, L mengaku sedang berada di dalam rumah dan hanya mendengar suara seperti truk menurunkan pasir. Setelah keluar rumah, ia melihat truk sudah terguling dan Kopada berada dalam kondisi ringsek.

“Nggak nyangka itu kecelakaan. Pas keluar rumah, semuanya sudah rusak. Angkotnya masuk jurang, kelindes truk, ringsek parah,” ungkapnya.

Selain menabrak angkutan, truk juga menghantam sebuah warung yang berada di pinggir jalan.

“Langsung masuk ke rumah, nabrak. Angkotnya ketabrak dari samping belakang,” jelasnya.

L menambahkan, sopir truk sempat terjepit namun berhasil dievakuasi dalam kondisi luka berat, sementara sopir angkutan tewas di lokasi kejadian.

“Penumpangnya sebagian besar meninggal. Yang selamat langsung dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.

Ia menyebut lokasi tersebut memang rawan kecelakaan.

“Hampir tiap bulan ada kejadian. Kadang truk nggak kuat nanjak, atau rem telat. Sopir banyak yang belum paham medan. Rambu sudah bagus, tapi penerangan masih kurang,” katanya. 

( tribunjogja.com )

 

Berita Terkini