TRIBUNJOGJA.COM - Setelah ditinjau dari Zodiak atau Horoscope, Donald Trump dan Xi Jinping ternyata sama-sama berada di bawah naungan Gemini zodiak yang dikenal cerdas, komunikatif, dan penuh strategi.
Jika dilihat dari Primbon Jawa, weton mereka pun menyiratkan potensi relasi yang dinamis, bisa saling melengkapi, namun juga rawan gesekan jika tidak sejalan.
Kini, menarik untuk menelusuri bagaimana hubungan keduanya jika dianalisis dari perspektif astrologi Tionghoa.
Dalam shio, Trump merupakan Shio Anjing, sedangkan Xi Jinping berada di bawah Shio Ular dua simbol dengan pendekatan yang sangat berbeda terhadap kekuasaan, konflik, dan kepemimpinan.
Apakah mereka cocok? Atau justru bertolak belakang?
Simak ulasan berikut untuk melihat bagaimana astrologi Tionghoa menggambarkan dinamika antara dua tokoh besar ini.
Apa Shio Trump dan Xi Jinping?
- Donald Trump – Lahir 14 Juni 1946 → Shio Anjing
- Xi Jinping – Lahir 15 Juni 1953 → Shio Ular
Dua shio ini bukan pasangan alami yang langsung klik.
Tapi bukan juga musuh bebuyutan. Mereka seperti dua pemain catur dengan strategi berbeda: satu bermain terbuka, yang satu bermain tenang tapi menusuk di akhir.
Baca juga: Kecocokan Weton Donald Trump dan Xi Jinping Menurut Primbon Jawa, Siapa yang Lebih Dominan?
Karakter Shio Anjing dan Shio Ular
- Shio Anjing: Si Blak-blakan Penjaga Prinsip
Trump, dengan energi shio Anjing, cenderung vokal, idealis, dan sangat percaya diri.
Dia tidak segan-segan bicara terus terang, bahkan jika itu menimbulkan kontroversi.
Karakter ini cocok dengan gaya Trump yang suka "langsung ke intinya", tanpa terlalu memikirkan dampaknya secara diplomatis.
Shio Anjing juga dikenal setia, terutama terhadap nilai-nilai dan keyakinan pribadinya.
Tapi di sisi lain, mereka bisa keras kepala dan sulit menerima sudut pandang lain jika merasa sudah benar.
- Shio Ular: Si Strategis yang Tenang
Xi Jinping, di sisi lain, lahir di bawah Shio Ular salah satu shio paling misterius dan penuh strategi.
Shio Ular tidak suka konfrontasi terbuka, tapi sangat pandai membaca situasi dan membalikkan keadaan dengan tenang.
Ini tercermin dalam gaya Xi yang lebih tertutup, disiplin, dan terstruktur.
Shio Ular senang berada di balik layar, mengatur langkah-langkah dengan hati-hati.
Dalam politik, ini terlihat dari cara Xi membangun pengaruh secara sistematis, bukan dengan suara besar, tapi lewat langkah yang diam-diam tapi berdampak besar.
Baca juga: Ciri-ciri Gemini vs Gemini: Trump vs Xi Jinping dan Drama Perang Dagang Tanpa Akhir
Kecocokan Shio Anjing dan Shio Ular: Saling Isi, Tapi Harus Saling Jaga
Dari sudut pandang astrologi Tionghoa, hubungan antara shio Anjing dan Ular tidak mudah.
Mereka punya pendekatan yang sangat berbeda terhadap kehidupan dan konflik.
- Shio Anjing ingin transparansi dan keadilan.
- Shio Ular lebih memilih pendekatan tersembunyi dan logika dingin.
Keduanya punya keinginan kuat untuk mengontrol situasi, tapi dari arah yang berbeda.
Ketika bertemu, bisa muncul ketegangan karena masing-masing merasa caranya yang paling tepat.
Namun jika mereka punya visi yang sama, keduanya bisa saling melengkapi:
- Shio Anjing menjadi eksekutor vokal.
- Shio Ular menjadi pemikir strategis di belakang layar.
Masalahnya, kompromi bukan kekuatan utama keduanya.
Refleksi di Dunia Nyata: Hubungan yang Tak Mudah, Tapi Penuh Pelajaran
Selama masa kepresidenan Trump, dunia menyaksikan berbagai gesekan antara AS dan Tiongkok: mulai dari perang dagang, ketegangan teknologi, hingga isu geopolitik di Asia-Pasifik.
Trump tampil vokal dan penuh tekanan terbuka, sementara Xi tetap kalem namun tak gentar.
Ini mencerminkan cara khas Shio Anjing dan Ular bereaksi terhadap ancaman, satu menggonggong keras, satu melilit perlahan.
Sementara bila dilihat dari Zodiak Gemini memberi keduanya kecerdasan dan keluwesan komunikasi.
Weton Jawa menunjukkan potensi kerja sama yang baik, jika ego bisa diturunkan. Namun dari sisi shio, mereka membawa energi yang sangat berbeda dan mungkin itulah yang membuat hubungan mereka dinamis, kadang panas, kadang dingin.
Meski tidak bisa dibilang “klop”, justru dari ketidaksamaan itulah kita bisa belajar: bagaimana dua kekuatan besar dunia mencoba menavigasi perbedaan, dalam upaya menjaga keseimbangan global.
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )