TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Revisi Undang-Undang (RUU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menuai kritik dari publik pada akhirnya disahkan di Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/3/2025).
Sidang Paripurna dipimpin oleh Ketua DPR RI Puan Maharani didampingi Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Adies Kadir, dan Saan Mustopa.
"Apakah Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia dapat disetujui untuk disahkan menjadi undang-undang?" tanya Puan, dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com.
"Setuju," jawab DPR.
Pengesahan RUU TNI memicu demonstrasi di depan Gedung DPR.
Diwartakan Kompas.com, Kamis, malam, demo di depan Gedung DPR hari ini ricuh.
Massa aksi demo tolak RUU TNI berhasil merobohkan pagar dan barrier beton yang berdiri di antara gerbang utama Gedung DPR di sisi Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
“Kami tidak akan selesai sebelum kami masuk,” teriak salah satu orator dari atas mobil komando sesaat sebelum memimpin aksi perobohan pagar.
Massa dibagi menjadi dua, ada yang di sisi kanan, ada yang di sisi kiri.
Massa di setiap sisi membuat barikade untuk merobohkan pagar menggunakan tali tambang.
Tali-tali tersebut diikatkan ke tiang pagar kemudian orator memberikan aba-aba agar massa menarik tali bersamaan.
“Revolusi!” teriak massa dengan kompak sembari menarik tali untuk merobohkan pagar.
Akhirnya, pagar di sisi kanan roboh.
Sementara itu, di sisi kiri, massa masih terus berusaha merusak pagar.
Satu per satu barrier beton di depan gerbang utama Gedung DPR RI pun berhasil dirobohkan.
Merespons aksi massa, polisi langsung menyemprotkan air dari water cannon.
Massa yang tak terima pun membalas dengan melemparkan petasan, batu, dan kayu ke arah anggota polisi yang berjaga.
Suasana demo menjadi tak terkendali.
Pantauan wartawan Kompas.com di lokasi pukul 19:32 WIB, ambulans terlihat bolak-balik di Jalan Gatot Subroto untuk mengangkut peserta aksi yang terluka.
“Medis! Medis! Medis!” seru massa.
Sering terdengar teriakan “medis” di tengah tuntutan penolakan pengesahan RUU TNI.
Ketia ambulans tiba, relawan langsung bergegas mengeluarkan tempat tidur dengan roda.
Mahasiswa peserta demo yang mengalami luka langsung ditempatkan di atas tempat tidur.
Ada pula mahasiswa yang mengalami luka di kepala bagian belakang.
Satu motor relawan yang langsung menghampiri untuk mengevakuasi.
“Awas! Medis ini, buka jalan,” kata relawan sambil membunyikan klakson motor.
Di sisi lain, ada peserta aksi yang dibopong oleh temannya.
Tampak mahasiswa berjaket kuning tidak bisa menggerakkan kakinya.
Mengutip Kompas.com, sekitar pukul 19.50 WIB massa mulai dipukul mundur ke arah Semanggi oleh polisi.
Terlihat pasukan anti huru-hara berseragam lengkap dengan pelindung tubuh, tameng, dan senjata meringsek ke arah massa.
Mobil taktis pengurai massa juga mulai diterjunkan.
Ada juga massa yang dipukul mundur oleh polisi yang mengendarai motor trail.
Satu unit mobil water cannon dikerahkan, menyemprotkan air ke massa aksi.
Perlahan, massa aksi mundur ke arah Semanggi.
Beberapa peserta aksi sempat melawan dengan melemparkan botol bekas, meski akhirnya tetap mundur.
(Tribunjogja.com/Kompas.com)