TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus berupaya menjaga kelestarian Plengkung Nirbaya atau Plengkung Gading, salah satu dari lima plengkung yang masih utuh di Yogyakarta.
Langkah konservasi dilakukan guna mempertahankan keaslian struktur benteng Kraton Yogyakarta.
Selain Plengkung Nirbaya, plengkung lain yang masih bertahan adalah Plengkung Wijilan.
Dari keduanya, Plengkung Wijilan dinilai lebih terjaga karena penerapan sistem lalu lintas satu arah (SSA) yang mengurangi beban kendaraan di kawasan tersebut.
"Plengkung Wijilan lebih terjaga karena akses kendaraan telah diatur satu arah, sehingga beban lalu lintasnya lebih ringan. Dengan penerapan SSA, beban kendaraan di kawasan ini dapat dikurangi secara signifikan," ujar Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub DIY, Rizki Budi Utomo.
Penutupan Plengkung Nirbaya dilakukan setelah evaluasi terhadap kondisi bangunan menunjukkan adanya perbedaan ketinggian pada tembok yang sedang dikonservasi di sisi timur dan barat.
Baca juga: Plengkung Gading Ditutup, Tak Ada Anggaran Pengadaan Lampu Lalu Lintas di Simpang Mantrigawen
Penurunan struktur ini diduga disebabkan oleh beban lalu lintas yang terus-menerus melewati kawasan tersebut.
Menurut Rizki, penurunan sekitar 10 cm ini telah terdeteksi dalam pemeriksaan yang dilakukan sejak 2015 hingga 2018 oleh Dinas Kebudayaan.
Oleh karena itu, meskipun uji coba rekayasa lalu lintas sistem satu arah (SSA) baru berjalan empat hari, penutupan total tetap dilakukan demi menjaga keutuhan struktur benteng.
"Berbeda dengan benteng di sisi selatan yang dapat direstorasi lebih menyeluruh karena tidak menghalangi lalu lintas, konservasi di Plengkung Nirbaya selalu dilakukan secara bertahap. Akibatnya, terjadi penurunan struktur yang dapat berdampak terhadap kestabilan bangunan," jelasnya. (*)