Melalui strategi kerja sama, mereka berhasil membangun jejaring sambil meneruskan perjuangan dalam batas-batas yang dimungkinkan.
Baca juga: Rangkuman Materi Sejarah Kelas 11 SMA Bab 2 Unit C Bagian 3: Perang Dunia II
Selain para pemimpin nasionalis, kelompok lain yang juga dirangkul oleh Jepang untuk bekerja sama adalah kelompok Islam.
Sebagai pemimpin, tentu saja mereka sangat ingin untuk melindungi rakyat dalam perjuangan menuju Indonesia merdeka.
Namun di sisi yang lain, Jepang sangat keras dan kejam dalam menuntut mereka membantu perang Jepang.
Kelompok yang bekerja sama dengan Jepang ini kemudian menjadi pemimpin dari berbagai organisasi bentukan Jepang seperti Gerakan Tiga A, Poetera, dan Jawa Hokkokai.
Pada awalnya para tokoh nasionalis akan dimanfaatkan Jepang untuk membantu meraih simpati rakyat.
Namun, para pemimpin kita justru mampu memanfaatkan sedikit ruang yang diberikan oleh Jepang melalui ketiga organisasi itu untuk kepentingan bangsa Indonesia sendiri.
Dalam bukunya, Hariyono menjelaskan bahwa bagi kelompok pemuda, tindakan Sukarno dan Hatta yang ikut mempropagandakan kepentingan perang Jepang sudah terlalu jauh dalam membela Jepang dan mengorbankan rakyat.
Meskipun demikian, sebenarnya Sukarno maupun Hatta berada dalam posisi yang serba sulit.
Para pemuda tidak banyak tahu bahwa sebenarnya kedua tokoh ini tidak hanya berusaha melindungi rakyat sebisa mereka, tapi juga berusaha membujuk Jepang agar tidak bersikap terlalu keras kepada kelompok yang tidak mau bekerja sama.
Sejarah telah mencatat berbagai upaya yang dilakukan oleh para pemimpin bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.
Salah satunya ialah strategi kerja sama dengan Jepang.
Keputusan ini, meskipun kontroversial, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempersiapkan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan. ( MG Maryam Andalib )
Baca juga: Rangkuman Materi Sejarah Kelas 11 SMA Bab 3 Unit A Bagian 2: Perang Dunia II Jatuhnya Hindia Belanda