DLH Bantul Butuh Satu TPST Ramah Lingkungan untuk Tuntaskan Masalah Sampah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah pekerja TPST Modalan sedang mengolah sampah pada Kamis (14/11/2024).

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul masih membutuhkan satu lagi tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) ramah lingkungan untuk menuntaskan permasalahan sampah.

Kepala DLH Bantul, Bambang Purwadi Nugroho, mengatakan, kebutuhan itu disampaikan berdasarkan adanya pertumbuhan penduduk dan wisatawan di Bumi Projotamansari dari tahun ke tahun.

"Makanya, kami akan mengikuti proses untuk mengawal penuntasan sampah dengan target Bantul bersih sampah (Bantul Bersama) pada 2025," katanya, Senin (18/11/2024).

Pihaknya pun akan mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

TPST dinilai manjadi solusi konkret untuk menuntaskan permasalahan sampah dengan sistem pengolahan sampah yang efisien, teratur, dan terencana.

Baca juga: Pemkab Bantul Bakal Tindaklanjuti Arahan Menteri Hanif untuk Perbanyak Bank Sampah

Bambang menyebut, jumlah sampah di Bumi Projotamansari saat ini mencapai 95-100 ton per hari. Namun, sampah itu telah ditangani di TPST Modalan, TPST Dingkikan, hingga Intermediate Treatment Facility (ITF) Pasar Niten.

"Memang, dari situ masih ada sekitar 30an ton sampah yang belum terolah per hari. Makanya ada yang dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) Angkruksari, optimalisasi pengolahan sampah di tingkat kalurahan, dan rumah pilah sampah (RPS)," ujar Bambang. 

Meski demikian, Bambang mengatakan sisa sampah 30-an ton itu tidak bisa terus menerus dibuang dengan mengandalkan TPSS Angkruksari saja.

Apalagi, TPSS Angkruksari saat ini mampu menampung sampah sekitar 16 ton per hari dan operasionalnya hanya sampai akhir November 2024.

"Jadi, kami sedang membicarakan terkait penanganan sampah itu. Makanya, kami terus mendorong adanya RPS. Di Modalan juga nanti kami tambah RPS yang menampung 10 ton sampah," tandas Bambang. (Nei)

Berita Terkini