Berita Video

Apakah Pembunuhan Haniyeh Menguntungkan Netanyahu Secara Politik?

Penulis: Tribun Jogja
Editor: Agus Wahyu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJOGJA.COM - Pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Iran dan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr di Lebanon minggu ini diprediksi bisa membantu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendapatkan kembali dukungan domestik.

Netanyahu saat ini terus berjuang untuk kelangsungan jabatan politiknya. Para analis menyebut dukungan domestik bisa didapat Netanyahu meskipun hal tersebut dapat membahayakan harapan untuk pembebasan tawanan Israel.

Pembunuhan Haniyeh sangat bagus untuk kredensial politik dan keamanan Netanyahu, kata Hugh Lovatt, seorang pakar Israel-Palestina untuk Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri, kepada Al Jazeera. Itu tidak diragukan lagi merupakan fakta politik.

Israel telah dilanda kerusuhan dan perpecahan internal, termasuk dengan protes berbulan-bulan atas reformasi peradilan yang kontroversial yang dipaksakan oleh pemerintah Netanyahu.

Minggu ini, kelompok sayap kanan Israel, termasuk para menteri dan anggota Knesset, marah terhadap penangkapan tentara yang dituduh menyiksa dan memperkosa para tawanan Palestina.

Massa menyerbu pangkalan tempat para tentara itu ditahan. Perpecahan di antara para pejabat politik dan keamanan Israel juga semakin terbuka ke publik.

Namun, serentetan pembunuhan minggu ini dapat membantu Netanyahu mengubah narasi, setidaknya untuk sementara, di Israel, kata para analis.

Pada tanggal 30 Juli, Israel menembakkan sebuah rudal yang menewaskan Shukr di sebuah gedung apartemennya di Dahiya, sebuah kawasan pemukiman yang ramai di ibukota Lebanon, Beirut.

Beberapa jam setelah kematian Shukr, Israel membunuh Haniyeh, yang menurut para analis memainkan peran penting dalam negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Haniyeh dibunuh ketika mengunjungi ibukota Iran, Teheran, untuk menghadiri pelantikan Presiden moderat Iran yang baru, Masoud Pezeshkian.

Israel mengaku tidak bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun Iran dan Hamas saling menyalahkan.

Sehari setelah Haniyeh terbunuh, Israel mengeklaim bahwa mereka memiliki bukti bahwa mereka juga telah membunuh petinggi Hamas, Mohammed Deif, dalam sebuah serangan ke Gaza pada tanggal 13 Juli. (*)

Berita Terkini