Regina mengaku masih merasakan seperti mimpi melihat kenyataan dirinya diterima kuliah di Fakultas Hukum UGM .
Tidak terbayangkan oleh dirinya sebelumnya, seorang anak gadis desa tinggal di pedalaman perbukitan bisa diterima kuliah di salah satu universitas bergengsi di Indonesia.
Saking tidak percaya dirinya, ia sempat menyembunyikan informasi terkait pendaftaran kuliahnya di UGM pada teman-teman di sekolahnya.
“Saya nggak kepikiran akan kuliah, maunya bakalan kerja dulu nanti baru ikiran kuliah,” kenangnya.
Regina masih ingat, saat ia menyampaikan maksudnya untuk mendaftar kuliah ke ibunya, Ni Kadek Nely Supriyati (43), dengan meyakinkan bahwa ibunya tidak usah khawatir soal biaya karena ia juga mendaftar beasiswa.
“Nanti pas nggak dapat beasiswa, gimana?”
“Tapi saya mau coba dulu, Bu”
Sanga ibunda tidak pernah melarang keinginan sang anak.
Meski dari pekerjaan ia dan suami sebagai pengrajin bambu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dan cukup membeli bensin motor untuk keperluan Regina ke sekolah di SMAN1 Singaraja yang berjaraknya 17 kilometer dari rumahnya.
“Setiap tiga hari sekali dikasih uang 50 ribu untuk ganti bensin boncengan dengan teman ke sekolah,” katanya.
Di sekolah, Regina dikenal dengan anak yang cukup cerdas.
Selain sering juara kelas, nilai mata pelajaran IPS seperti Geografi dan Ekonomi, ia selalu mendapat nilai 9.
“Selama tiga tahun sering juara 2 dan pernah juara 4 pas di awal, tapi nilai selalu naik terus,” ujarnya.
Untuk mendukung belajar di sekolah, Regina mengandalkan buku-buku LKS yang ia beli di sekolah.
Sedangkan untuk buku cetak sudah didapatkan dari sekolah secara gratis.