TRIBUNJOGJA.COM - Gunung Lawu menyuguhkan keindahan alamnya yang tak tertandingi.
Beriringan dengan legenda magisnya yang penuh misteri.
Jalur Candi Cetho merupakan jalur terpanjang menuju puncak Hargo Dumilah
Di jalur ini juga konon menjadi tempat terakhir Prabu Brawijaya 5 menjalani Moksa.
Selain itu Gunung ini menjadi favorit para pendaki yang penasaran.
Kebanyakan berkunjung karena ingin menikmati alamnya.
Sebab di Gunung Lawu, pendaki akan diteduhkan lewat pemandangan hutan dan sabananya.
Fajar dan senja di Jalur Candi Cetho pun tidak kalah indahnya.
Dibalik semua keindahannya, Gunung Lawu juga menyimpan cerita mistis.
Seringkali dikaitkan dengan penguasa Majapahit terakhir Yaitu Prabu Brawijaya KE-5.
Dikutip dari vlog perjalanan yang diunggah oleh kanal Youtube @rikasharsaofficial
Membawa penonton untuk menyaksikan cuplikan pendakian dan kisah misteri gunung lawu.
Pendakian tersebut dilakukan saat musim kemarau.
Diikuti oleh sekitar 6 orang dalam satu rombongan.
Diantara pendaki yang ikut, tidak ada satupun yang mengenakan pakaian berwarna Hijau.
Hal tersebut sudah menjadi pantangan yang dipercaya oleh masyarakat lawu.
Selain itu terdapat larangan lainnya yaitu tidak boleh mendaki dengan personil ganjil.
Berikut ini ulasan selengkapnya.
Baca juga: Cerita Mbok Yem Pedagang di Puncak Gunung Lawu dalam Film Dokumenter Mbok Yem Penjual di Atas Awan
Perjalanan dimulai pukul 7:53 dari Pos Registrasi pendaki.
Disambut dengan keindahan candi yang menjadi tempat wisata untuk umum.
Saat dalam perjalanan, rombongan Rikas berhenti sejenak di sebuah warung.
Mereka membeli beberapa potong Buah semangka.
Percaya atau tidak jika Tribunners makan semangka di gunung, maka akan berlipat kesegarannya.
Lalu perjalanan dilanjutkan melewati jalur buatan hingga beralih ke jalan setapak saat memasuki hutan.
Jalur menuju pos 1 dinilai belum terlalu berat, sangat pas untuk pemanasan.
Cukup landai dan tidak terlalu curam berkelok.
Dengan durasi 1 jam 5 menit, Rombongan sampai di Pos 1 Mbah Branti.
Kemudian setelah beristirahat beberapa menit, rombongan melanjutkan perjalanan ke Pos 2.
Sepanjag Perjalanan, mereka menemui beberapa pohon tumbang dan jalur aliran air yang kering akibat musim kemarau.
Perjalanan menuju Pos 2 Brak seng dari Pos 1 memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan.
Setelah tiba di Pos 2 pada ketinggian 1906 Mdpl terdapat tempat untuk menaruh dupa.
Sebab bagi Masyarakat sekitar, Gunung Lawu dipercaya merupakan Gunung Yang Bernyawa.
Legenda tersebut menjadikan Gunung lawu tempat yang suci dan sakral.
Tak Lama berselang Perjalanan berlanjut ke pos 3 Cemoro Dowo.
Pos yang menyediakan sumber air bagi para pendaki ini juga sering disebut Pos Air.
Oleh karena itu untuk Tribunners yang akan melakukan pendakian lawu, jangan lupa untuk mengisi ulang persediaan air anda disini.
Sebab pada pos selanjutnya tidak ada mata air lainnya, apalagi saat musim kemarau.
Perjalanan dari pos 2 ke pos 3 berdurasi sekitar 2 jam perjalanan.
Di sini Rikas Berpesan agar pendaki tidak sembarangan ketika berucap.
Sebab pendaki hanyalah tamu ketika berkunjung ke gunung manapun di Indonesia.
Trek Pendakian akan mulai terasa sulit ketika berlanjut menuju Pos 4 Penggik.
meskipun hanya memiliki jarak tempuh sekitar 1,5 jam, Jalur menuju pos ini terbilang cukup curam.
Setelah melalui trek yang sulit dan curam, rombonganpun beristirahat dan mengisi perut terlebih dahulu.
Ketika dirasa energi sudah kembali pulih, maka pendakian menuju Pos 5 Bulak peperangan dilanjutkan.
Perjalanan ditempuh sekitar 1 jam dari pos 4.
Dengan lintasan yang kembali landai, tidak menjadi hambatan besar bagi rombongan Rikas
Kondisi kenampakan alam di Pos 5 merupakan bentangan sabana luas.
Tetapi tidak menimbulkan rasa ingin berlama-lama di Pos 5.
Tanpa basa-basi, Rikas dan kawan-kawan melanjutkan perjalanan ke camp area pos 6.
Meskipun Bulak peperangan merupakan pos favorit pendaki untuk mendirikan tenda,
Namun menurut rikas dan kawan-kawan, masih terlalu jauh menuju puncak.
Perjalanan yang sangat amat landai dan nikmat, dirasakan oleh rikas dan rombongan.
Baca juga: Kebakaran Hutan di Gunung Lawu Hanguskan Warung Mbok Giyar
Tidak membutuhkan waktu lama, hanya 30 Menit berjarak dari pos 5 hingga pos 6.
Rombongan Rikas langsung mendirikan tenda dan bermalam di Pos 6 Gupak Menjangan.
Dinamakan Gupak menjangan yang berarti cekungan/telaga, dan menjangan adalah rusa.
Memang di Pos 6 menjadi Habitat hidup Kawanan Rusa Lawu.
Selain itu juga terdapat telaga musiman yang ada hanya saat musim hujan.
Bagi Tribunners yang beruntung, selain menikmati keindahan sabana bisa juga sambil menatap rusa dari kejauhan.
Tidak Heran Jalur Candi Cetho menjadi destinasi favorit para pendaki.
Singkat waktu, setelah bermalam di Gupak menjangan, Rombongan bersiap untuk menuju puncak.
Perjalanan summit dimulai pukul 4:09 WIB dari Gupak Menjangan.
Setelah 45 Menit di awal, rombongan melewati kawasan pasar dieng.
Pasar yang dipercaya sebagai pasar setan.
Konon banyak pendaki yang merasakan hal tidak lazim di area tersebut.
Ada yang mendengar kebisingan pasar, dan bahkan mendengar suara orang menawarkan barang.
Memang hingga saat ini Pasar Setan masih disakralkan oleh masyarakat setempat.
Bahkan, Tumpukan Batu di area Pasar Dieng disimbolkan sebagai pedagang yang sedang berjualan.
Berselang 10 menit dari Pasar Dieng, Rikas dan rombongan sampai di Hargo Dalem.
Dipercaya sebagai Tempat Moksa Terakhir dari Raja Brawijaya 5.
Moksa sendiri merupakan Istilah bagi orang yang hendak melepaskan diri dari ikatan duniawi dan Reinkarnasi.
Merupakan ajaran dari agama Hindu Budha.
Disekitar Hargo Dalem juga banyak terdapat warung yang menyediakan makanan dan minuman hangat bagi para pendaki.
Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju ke puncak Lawu dan menghabiskan waktu sekitar 20 menit.
Sampailah rombongan dipuncak Gunung Lawu Hargo Dumilah 3.265 Mdpl.
Setelah Turun dari puncak pada vlog pendakian tersebut diakhiri dengan menikmati hangatnya nasi pecel di Warung Mbok Yem.
Warung yang sudah begitu familiar di telinga para pendaki Indonesia.
Baca juga: Viral Medsos Warung Mbok Yem di Gunung Lawu Terbakar, BPBD Karanganyar: Bukan, Itu Warung Mbok Giyar
Pendakian Gunung Lawu menarik bukan?
Jadi Untuk Tribunners yang hendak mengunjungi Gunung Lawu Via Candi Cetho, diharapkan untuk selalu mempersiapkan diri dengan baik.
Patuhi aturan yang berlaku, Bawalah logistik seperlunya, utamakan air minum, kemudian jagalah etika ketika mendaki.
Jangan lupa juga untuk membawa turun kembali sampah anda.
Salam Lestari. (MG - Hilal Hamdi)