Berita Wonosobo

Dimulainya Pengambilan Air Suci dari 7 Mata Air Jadi Penanda Puncak Hari Jadi Wonosobo Sudah Dekat

Penulis: Tribun Jogja
Editor: Agus Wahyu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Disparbud Wonosobo mengambil air suci dari pancuran Tuk Suradilaga, Jumat (11/7/2024).

TRIBUNJOGJA.COM, WONOSOBO – Satu rangkaian utama puncak peringatan Hari Jadi ke-199 Kabupaten Wonosobo mulai dilakukan pada Jumat (12/7/2024).

Prosesi permohonan air suci bersama dari Kabupaten Wonosobo.

Rangkaian itu adalah pengambilan satu di antara tujuh air suci dari 7 sumber mata air di empat penjuru mata angin Kabupaten Wonosobo. Yakni, pengambilan air suci di Tuk Surodilogo yang berada di lereng Gunung Sindoro Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah.

Prosesi pengambilan air di Tuk Surodilogo dimulai upacara permohonan dari Pemerintah Kabupaten Wonosobo yang dipiimpin Kepala DInas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Wonosobo, Agus Wibowo juga didampngi Kepala Diskominfo Wonosobo Fahmi Hidayat kepada sesepuh yang juga Kepala Desa Pagerejo Kertek, Nurwadi.

Setelah dilakukan doa, proses pengambilan air dilakukan Kepala Disparbud Wonosobo dengan menuangkan air ke dalam dirijen besar. Sejumlah warga dan pengunjung pun ikut mengambil air Tuk Surodilogo untuk sekadar membasuh muka dan diminum.

Kepala Disparbud Wonosobo, Agus Wibwo menyampaikan, prosesi ini mengawali ritual pengambilan 7 mata air dari empat penjuru mata angin di Kabupaten Wonosobo.

“Yang pertama di Tuk Surodilogo ini. Selanjutnya, minggu depan akan kita ambil secara bertahap di enam mata air yang lain. Yakni, Tuk Bimo Lukar dan Tuk Goa Sumur di utara, lalu Tuk Surodilogo dan Tuk Mudal di sebelah timur. Yang di selatan ada Tuk Sampang dan Tuk Tempurung, serta di barat Tuk Kaliasem,” papar Agus kepada Trubunjogja.com, Jumat (12/7/2024).

Lebih lanjut dijelaskan, setelah 7 air suci itu diambil akan dijadikan satu di Pendopo Kabupaten Wonosobo pada Selasa (23/7/2024), sehari sebelum puncak peringatan Hari Jadi Kabupaten Wonosobo.

“Tujuh air dari 7 sumber air itu lalu kita jadikan satu (campur) pada acara Birat Sengkala pada malam puncak hari jadi, lalu didoakan oleh semua agama. Sebagian air suci ini akan diambil dengan tanah yang diambil dari Desa Plobangan Kecamatan Selomerto, tempat makam Ki Ageng Wanasaba. Selanjutkan air dan tanah itu dibawa ke alun-alun untuk didoakan lagi oleh teman-teman aliran kepercayaan,” katanya lagi.

Masih berlanjut pada rangkaian setelah penyatuan tujuh air suci itu, dilakukan jamasan pusaka di tengah Alun-Alun Wonosobo. “Nah, paginya (24/7/2024) air suci yang rtekah dicapur jadi satu itu digunakan untuk acara puncak Hari Jadi Pisowanan Agung di Alun-Alun Wonosobo,” ucap Agus.

Agus juga menjelaskan, bahwa tradisi ini menjadi pertanda bahwa Kabupaten Wonosobo memiliki kekayaan budaya dan tradisi beraneka ragam.

Disebutkan, Wonosobo tak hanya memiliki wisata alam yang indah, namun juga punya wisata budaya, tradisi, kesenian dan kearifan lokal yang menyimpan makna mendalam.

“Ritual ini juga mejadi simbol betapa pentingnya air bagi kehidupan manusia, apalagi Tuk Surodilogo dimanfaatkan masyarakat Desa Pagerejo untuk kebutuhan sehari-hari,” sebut Agus.

"Air jadi bagian penting dalam prosesi Hari Jadi Wonosobo dan juga untuk masyarakat, artinya ini perlu dijaga kelestarian sumbernya. Agar ketersediaan air bisa dimanfaatkan generasi-generasi pada masa depan", imbuhnya. (ayu/ord)

Berita Terkini