Jubir Militer Israel Buat Netanyahu Murka, Ini Penyebabnya

Penulis: Hari Susmayanti
Editor: Hari Susmayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, Abu Ubaida, muncul dalam rekaman audio, setelah dua minggu menghilang. Abu Ubaida mengatakan bahwa 24 operasi militer dilaksanakan dengan sasaran pasukan pendudukan dengan peluru dan IED anti-benteng dan anti-personil.

TRIBUNJOGJA.COM - Israel mengakui Hamas masih akan berkuasa di wilayah Gaza selama beberapa tahun ke depan.

Pengakuan itu disampaikan langsung oleh Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari dalam wawancara dengan jaringan ABC Amerika.

Dalam wawancara itu Hagari juga menyebut Israel akan berperang dalam jangkap panjang melawan Hamas.

Sontak pernyataan soal Hamas akan berkuasa di Gaza selama beberapa tahun ke depan itu memicu kegemparan.

Dikutip dari Tribunnews.com, Hagari menyebut Hamas akan tetap berkuasa di Gaza karena Hamas sudah mengakar di hati rakyat.

“Apakah Anda dan saya akan berbicara lima tahun dari sekarang tentang Hamas sebagai organisasi teroris di Gaza?”

Hagari bertanya kepada pembawa acara, lalu melanjutkan dan memberikan jawabannya

“Jawabannya adalah ya," ujarnya.

"Hamas adalah sebuah ide, Hamas adalah sebuah partai. Itu berakar di hati rakyat."

"Siapa pun yang berpikir kita dapat melenyapkan Hamas adalah salah.”

Baca juga: Komandan Zionis Mati Tragis, Tentara Israel Terkepung Jebakan Hamas

“Bahwa kami akan menghilangkan Hamas sama saja dengan melemparkan pasir ke mata orang-orang,” lanjutnya, mengutip Palestine Chronicle.

Pernyataan soal Hamas akan tetap berkuasa di Gaza itupun membuat Perdana Menteri (PM)Israel Benjamin Netanyahu murka.

Netanyahu pun mengecam pernyataan dari Hagari tersebut.

Statmen dari jubir militer Israel itu semakin membuat hubungan antara Netanyahu dengan militer semakin buruk.

Menurut laporan Channel 14 Israel, Netanyahu menyerang juru bicara militer dalam pembicaraan tertutup.

Dengan mengatakan: "Ada juga anggota Hamas di Tepi Barat, tetapi tidak ada pemerintahan Hamas. Ada neo-Nazi di Jerman, tetapi tidak ada pemerintahan Nazi," ujarnya.

Netanyahu mengklaim bahwa Israel akan menghilangkan kekuasaan Hamas dan tidak akan membiarkannya menguasai Jalur Gaza lagi.

Lantaran baginya keberadaan Hamas akan mengancam Israel dari sana.

Sejak dimulainya perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu, Netanyahu ingin menghancurkan Hamas.

Hal itu pun menjadi salah satu tujuan perang Netanyahu.

Namun banyak analis perang dan pengamat militer Israel meragukan kemungkinan tercapainya hal tersebut. (*)

 

Berita Terkini