Berita Klaten Hari Ini

DBD di Klaten Minggu Ke-20: Ada 570 Kasus dengan 26 Kematian, Pembersihan Jentik Nyamuk Digalakkan

Penulis: Dewi Rukmini
Editor: Kurniatul Hidayah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, Anggit Budiarto, saat ditemui Senin (27/5/2024).

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, terus bertambah.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten mencatat hingga Minggu ke-20 terdapat 570 kasus positif DBD dan 26 angka kematian. 

Kepala Dinkes Kabupaten Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan jika dibanding tahun lalu di periode yang sama terjadi peningkatan kasus DBD dua kali lipat.

Sebab, pada Minggu ke-20 2023 tercatat ada 167 kasus dengan 10 angka kematian akibat DBD.

Baca juga: Kasus DBD di Klaten Meningkat, Jumlah Kematian Capai 25 Orang pada Minggu ke-19

"Sebab-sebab kematian beraneka ragam. Ada yang memang datang dalam kondisi terlambat (kritis). Juga ada yang datang ke layanan kesehatan terus dirujuk (ke rumah sakit) tapi malah pulang, jadi mengakibatkan penanganan penyakit terlambat," ungkap Anggit kepada Tribunjogja.com, Senin (27/5/2024).

Anggit menyampaikan bahwa Kecamatan Trucuk menjadi wilayah dengan jumlah kasus positif DBD terbanyak di Kabupaten Klaten. Sedangkan untuk kasus kematian akibat DBD tertinggi dilaporkan ada di Kecamatan Pedan. 

"Pasien meninggal dunia akibat DBD rata-rata berusia di bawah 11 tahun. Cuma memang ada beberapa yang usianya 35 tahun dan 55 tahun. Yang terakhir itu juga anak-anak, datang ke rumah sakit sudah mimisan," katanya. 

Lebih lanjut, Anggit menyebut pembersihan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara serentak terus dipertahankan minimal seminggu sekali untuk menangani kasus DBD di Kabupaten Bersinar. Menurutnya, langkah itu terbukti cukup efektif. 

"Ketika kami pantau jentik nyamuknya, memang harus diakui masih ada rumah-rumah yang belum bebas jentik. Sehingga selalu kami himbau bahwa pembersihan penampungan air bersih harus dipastikan jangan sampai ada sisa telur yang menempel. Karena begitu diisi air masih memungkinkan telur itu menjadi larva," paparnya. 

Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Klaten, Jajang Prihono, menyebut saat ini sudah ada progres penurunan kasus karena orang yang terjangkit sudah mulai sembuh. 

"Alhamdulillah saat ini progresnya juga sudah ada penurunan karena yang terjangkit sudah mulai sembuh," ucap Jajang. 

Kendati demikian, Jajang menyebut kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus digalakkan. Terutama membersihkan jentik-jentik nyamuk melalui jumantik (juru pemantau jentik).

"Saya dapat laporan ternyata untuk membersihkan jentik nyamuk, sama sekali belum bisa bersih, pasti masih ada jentiknya. Makanya itu harus ditangani serius. Apakah nanti memungkinkan penambahan intensitas kegiatan di lapangan. Saya sudah minta untuk segera dikaji, kalau biasanya seminggu sekali, apakah perlu ditambah seminggu dua kali," jelas dia. 

Jajang melanjutkan, apabila jentik nyamuk DBD itu susah dihilangkan dan tidak bisa dihindari. Pihaknya sedang mempertimbangkan kemungkinan dilakukan intervensi berupa peningkatan kekebalan manusia. 

Halaman
12

Berita Terkini