Berita Klaten Hari Ini

Kasus DBD di Klaten Meningkat, Jumlah Kematian Capai 25 Orang pada Minggu ke-19

Penulis: Dewi Rukmini
Editor: Kurniatul Hidayah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Berita Klaten

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, terus meningkat.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten mencatat pada Minggu ke-19 terdapat peningkatan kasus positif DBD menjadi 512 kasus. 

Adapun angka kematian akibat DBD di Kota Bersinar juga dikatakan meningkat menjadi 25 kasus pada Minggu ke-19.

Hal itu membuat kasus DBD di Kabupaten Klaten disebut menjadi yang tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. 

Baca juga: Sri Sultan HB X Sambut Baik Rencana Kerjasama Sister City Yogyakarta-Hluboka nad Vltavou Ceko

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Klaten, Jajang Prihono, membenarkan hal tersebut.

Pihaknya mengaku hal itu menjadi perhatian serius, sehingga meminta dinas terkait mencari langkah konkret untuk menyelesaikan masalah kasus DBD. 

"Maka pada rakor hari ini, saya agak kenceng menekankan segera buat langkah kongkret yang sifatnya terukur. Jadi saya harapkan setiap rakor tidak hanya jadi catatan tapi ada report (laporan) progres, sehingga di rakor depan sudah selesai (kasus DBD-nya)," ucap Jajang Prihono kepada Tribunjogja.com, Senin (20/5/2024). 

Termasuk, ia menginginkan ada kerjasama koordinasi antar stakeholder, semisal dengan Dinas Pendidkan terkait pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan sekolah. Mengingat, sebagian besar pasien yang terindikasi positif DBD berada di antara usia anak sekolah. 

"Yang saya tahu, kalau nyamuk DBD (aedes aegepty) itu menyerang pagi hari antara pukul 08.00 - 10.00 WIB. Makanya, coba yuk kolaborasi dengan Disdik, segera lakukan gerakan masif pembersihan lingkungan sekolah. Terutama kalau perlu fogging, ya memang kondisinya mengkhawatirkan. Paling tidak ada gerakan masif, meskipun kita tidak tahu anak seusia itu terjangkit di mana," jelasnya. 

Lebih lanjut, Jajang menekankan bahwa pemberantasan sarang nyamuk perlu kerjasama dan dukungan dari masyarakat.

Sehingga masyarakat dihimbau tidak hanya menunggu pelaksanaan fogging dari pemerintah.

Tetapi juga harus melakukan pembersihan sarang nyamuk secara mandiri di sekitar lokasi tempat tinggal masing-masing. 

"Titik-titik rawan harus segera dipetakan. Juga kalau perlu dilakukan stikerisasi, ya lakukan. Monggo tempelkan stiker biar semua orang tahu di tempat itu adalah sarang nyamuk. Agar bisa memberi efek jera, karena kesadaran serta kemandirian masyarakat benar-benar kami andalkan," paparnya. 

"Saya ingin mempertegas bahwa kondisi (DBD) saat ini sedang tidak baik-baik saja. Jangan sembrono dan sekali lagi kami sangat mengandalkan kemandirian masyarakat. Kalau soal mengecek dan identifikasi titik sarang nyamuk, kami bisa membantu. Tapi kalau membersihkan, tidam mungkin kami lakukan sendiri," tandas dia. (drm)

 

Berita Terkini