TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY menyatakan keprihatinan atas lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya.
Hingga 3 Mei 2024, tercatat 907 kasus DBD, dua kali lipat lebih banyak dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie, mengungkapkan keprihatinan atas tiga kasus kematian akibat DBD di DIY. Ia menekankan perlunya perhatian khusus di Kabupaten Gunungkidul, yang memiliki jumlah kasus DBD tertinggi.
Baca juga: Pesan Wagub DIY KGPAA Paku Alam X kepada 200 Calon Jemaah Haji yang Pamit Hari Ini
Meskipun Kulon Progo memiliki kasus DBD paling sedikit, Pembajun mengingatkan masih ditemukan kasus malaria di wilayah tersebut. Beliau menyebut malaria sebagai "PR terbesar" Dinkes DIY.
Peningkatan kasus DBD dikaitkan dengan fenomena El Nino dan perubahan cuaca ekstrem.
Curah hujan tinggi dan musim panas yang terik menciptakan kondisi ideal bagi perkembangbiakan nyamuk.
Untuk menekan lonjakan ini, Pembajun meminta masyarakat kembali menggiatkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, yang meliputi menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah penampungan air, mengubur barang bekas yang dapat menampung air, mendaur ulang barang bekas yang dapat didaur ulang.
Pembajun juga mendorong program "satu rumah satu juru pemantau jentik" (jumantik) dan meminta masyarakat untuk tidak hanya mengandalkan pengasapan ("fogging").
"Pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentiknya. Kebersihan lingkungan adalah kunci utama dalam memberantas DBD," tegas Pembajun. (HAN)