TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Masa libur Idulfitri akrab dengan fenomena mudik, di mana masyarakat akan kembali ke kampung halaman untuk merayakan Idulfitri bersama keluarga.

Pesawat pun jadi salah satu moda transportasi yang digunakan.

Mawar misalnya, hendak pulang ke Baubau, Sulawesi Tenggara via Makassar, Sulawesi Selatan.

Harga tiket pesawat yang ia beli pun sudah naik meski Idulfitri masih sepekan lagi.

"Saya dapatnya di harga Rp3 juta lebih, pesannya dari seminggu lalu," kata gadis yang berstatus sebagai mahasiswi di DIY ini.

Mawar mengaku sempat kehabisan tiket sehingga akhirnya harus mencari tanggal keberangkatan lainnya.

Meski begitu, secara umum ia menyebut tak ada kesulitan berarti.

Kenaikan harga tiket pesawat saat libur Idulfitri ini pun dinilainya masih wajar.

Sebab menurutnya, harganya hanya selisih sedikit dibandingkan dengan hari biasa.

"Kalau normalnya kan sekitar Rp2,8 juta sampai Rp3 juta untuk sekali jalan," ujar Mawar.

Wahyuni, penumpang lainnya juga menganggap kenaikan harga tiket pesawat masih wajar.

Adapun ia hendak mudik ke Pontianak, Kalimantan Barat, bersama keluarganya.

Tiket ia dapatkan dengan harga Rp1,5 juta per orang untuk sekali jalan, di mana harga normalnya di kisaran Rp1,1 juta.

Tiket itupun bisa langsung ia dapatkan karena dipesan secara daring.

"Kenaikan harganya wajar ya karena ini kan liburan, beda dengan hari biasa," kata Wahyuni.

General Manager PT AP I YIA, Ruly Artha juga mengklaim kenaikan harga tiket pesawat tidaklah signifikan.

Apalagi sudah ada kebijakan dari pemerintah terkait aturan batas atas harga tiket pesawat.

Sebagai pengelola bandara, pihaknya turut menyebarkan informasi soal dinamika harga tiket pesawat ini ke masyarakat.

Khususnya para pengguna jasa angkutan udara.

"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir soal masalah tarif tiket pesawat ini," ujar Ruly. (*)