TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo saat ini meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Sebab jumlah warga yang dilaporkan terpapar penyakit ini meningkat cukup signifikan.
Kepala Dinkes Kulon Progo, Sri Budi Utami, mengatakan yang jadi perhatiannya saat ini adalah menekan angka jentik nyamuk.
"Biasanya masyarakat merasa lebih aman hanya dengan melakukan fogging, padahal tidak demikian," jelas Budi pada Minggu (31/03/2024).
Fogging adalah teknik memberantas jentik nyamuk dengan menyemprotkan asap berbahan insektisida di permukiman warga.
Namun langkah ini baru dilakukan jika ada temuan kasus DBD di wilayah tersebut.
Menurut Budi, ada cara yang lebih baik dalam mencegah dan menekan kasus DBD, yaitu dengan memutus siklus nyamuk.
Cara inipun bisa dilakukan secara mandiri oleh masyarakat.
"Seperti lewat Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), penghitungan angka jentik nyamuk, hingga menerapkan pola hidup bersih dan sehat," ujarnya.
Budi juga menilai masyarakat kerap abai dengan penyebab, gejala, hingga penanganan untuk DBD.
Padahal, pengetahuan tersebut sangat penting untuk dimiliki.
Pihaknya pun kini lebih gencar mengedukasi masyarakat terkait DBD.
Pada saat yang sama, seluruh fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) disiapkan dan disiagakan untuk penanganan.
"Kami siapkan semua kebutuhan penanganan hingga tenaganya, termasuk terus memantau perkembangan DBD ini," kata Budi.
Berdasarkan data Dinkes Kulon Progo, selama Maret 2024 ini tercatat 113 kasus DBD.
Jumlahnya terus meningkat dari yang sebelumnya 57 kasus di Januari dan 83 kasus di Februari.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Kulon Progo, Arif Mustofa mengatakan belum ada kematian akibat DBD sejauh ini. Namun pihaknya tetap meningkatkan kewaspadaan.
"Kami sudah membuat edaran agar masyarakat menggalakkan lagi PSN, sekaligus memastikan kesiapan logistik di semua fasyankes," jelas Arif.(*)