Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi terpantau mengeluarkan lima kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1000 meter.
Menurut pengamatan BPPTKG Yogyakarta pada periode Selasa (06/02/2024) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, terjadi sejumlah kegempaan.
Selain itu, terjadi 10 kali guguran dengan amplitudo : 3-23 mm, dan durasi : 37-151.4 detik.
Hybrid/Fase Banyak terjadi 11 kali dengan amplitudo : 3-7 mm, S-P : 0.4-0.5 detik, dan durasi : 6.5-8.8 detik.
Vulkanik Dangkal terjadi 2 kali, Amplitudo : 20-48 mm, Durasi : 9.32-11.92 detik.
Dari pengamatan meteorologi, cuaca berawan dan mendung. Angin bertiup tenang ke arah barat.
Suhu udara 17.9-20.7 °C, kelembaban udara 71-99 persen, dan tekanan udara 875.2-918.8 mmHg.
Secara visual gunung kabut 0-II. Asap kawah nihil.
Hingga saat ini Gunung Merapi masih berstatus Siaga atau Level III.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Menurut data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, juga mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
BPPTKG akan terus memantau aktivitas Gunung Merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. (*)