Komitmen Implementasikan ESG, Berijalan Berikan Berbagai Pelatihan pada Masyarakat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Digital Business Division Head ACC, David Thamrin

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Berijalan, salah satu unit bisnis Astra Credit Companies (ACC) yang bergerak di bidang teknologi informasi terus berkomitmen dalam mengimplementasikan Environmental Social Governance (ESG). 

Hal itu dilakukan dengan membuka peluang kemitraan dengan masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mulai dari membuka lowongan kerja hingga berbagai pelatihan lain. 

Berijalan membuka lowongan kerja untuk menjadi mitra Berijalan yaitu menjadi TEMA (Telephony Promotion Agent), RVO (Retail Verification Officer), SBP/SBV (Survey by Phone / Survey by Video), AAV (Auto Asset Verification), dan juga DELTA (Desk Telephony Agent). 

Digital Business Division Head ACC, David Thamrin mengatakan Berijalan membuka peluang kemitraan bagi seluruh lapisan masyarakat di Yogyakarta yang sedang mencari pekerjaan. 

Berijalan menawarkan sistem kerja secara Work from Office (WFO) dengan sistem pengambilan slot, bekerja dengan waktu yang fleksibel serta lingkungan kerja yang kooperatif dan nyaman. 

"Sistemnya kemitraan, kami memberikan seluas-luasnya untuk menjadi mitra kami. Nanti kami akan melatih, training dulu supaya bisa mendapatkan sertifikasi," katanya saat Media Gathering di Temu Kamu Yogyakarta, Senin (29/01/2024). 

"Berijalan itu berdiri tahun 2022, dan sampai Desember 2023, sudah ada 2.982 yang kami sertifikasi. Kami sudah tentukan slot-slotnya. Sehingga tinggal pilih aja slot yang masih tersedia," sambungnya. 

Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PBSK) untuk memberikan training kesenian.

Pelatihan yang diberikan juga berbasis kebutuhan dunia kerja, mulai dari komunikasi hingga negosiasi.

Untuk memperluas kemitraan, pihaknya juga menggelar techno center bootcamp.

Dalam kegiatan tersebut, peserta dididik agar lebih siap terjun ke dunia industri. 

"Kita tahu kadang kampus dan industri itu ada gap. Apa yang diterima di kampus kurang sesuai di industri. Sehingga di bootcamp peserta itu dididik kebutuhan industri itu apa. Sehingga setelah lulus dari bootcamp bisa lebih siap di dunia kerja. Sebagian juga kami serap di tim techno center," terangnya. 

Hingga kini pihaknya telah menggelar 8 kali bootcamp dengan lebih dari 300 peserta. 

Upaya untuk memperkecil gap industri dengan dunia pendidikan, pihaknya juga membuka program magang untuk mahasiswa skripsi hingga kunjungan industri. (*) 
 

Berita Terkini