Kata Kata Mutiara

10 Kata-kata Mutiara Buya Hamka yang Bisa Menjadi Inspirasi

Penulis: Tribun Jogja
Editor: Ikrob Didik Irawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

10 Kata-kata Mutiara Buya Hamka yang Bisa Menjadi Inspirasi

TRIBUNJOGJA.COM - Buya Hamka adalah sosok ulama yang disegani di Indonesia.

Banyak karya-karya yang ia torehkan untuk Indonesia.

Salah satu buku biografinya yang berjudul Buya Hamka menjadi pusat perhatian seluruh masyarakat Indonesia.

Di sana banyak pelajaran serta hikmah yang dipelajari dari kehidupannya.

Berikut, wejangan dari Buya Hamka melalui buku novel Buya Hamka yang bisa dijadikan kata-kata mutiara :

1. Kemerdekaan suatu negara dapat dijamin teguh berdiri apabila berpangkal pada kemerdekaan jiwa.

2. Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan yang kemudian Anda dapat.

3. Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita untuk menghina diri, tetapi mengembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.

4. Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi, namun ilmu tanpa iman bagaikan lentera di tangan pencuri.

5. Supaya mendapatkan sahabat, hendaklah diri engkau sendiri sanggup menyempurnakan menjadi sahabat orang.

6. Adil ialah menimbang dengan sama beratnya, menyalahkan yang salah, membenarkan yang benar, mengembalikkan hak empunya dan jangan berlaku dzalim diatasnya. Berani menegakkan keadilan, walaupun mengenai diri sendiri adalah puncak segala keberanian.

Baca juga: Kumpulan Kalimat Mutiara Gus Baha yang Bisa Menjadi Kata-kata Mutiara di Status Media Sosial

7. Jika ingin melihat orang Islam, maka lihatlah ketika hari raya Idul Fitri, itulah orang islam. Tetapi jika ingin melihat orang beriman, maka datanglah ke masjid ketika sholat shubuh.

8. Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memiliki waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan.

9. Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku seperti orang yang terus memeras jerami untuk mendapatkan santan.

10. Ikhlas dan sejati akan bertemu di senyuman anak kecil. Senyum yang sebenarnya senyum, senyum yang tidak disertai apa-apa.

( MG Aulia Rachmah )

Berita Terkini