TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menerapkan pendekatan multiple solution untuk mendukung pemerintah menuju netral karbon atau net-zero emission (NZE) pada 2060 mendatang.
"Menuju NZE 2060 merupakan tantangan tersendiri. Toyota mendorong multiple solution, termasuk menghadirkan kendaraan ramah lingkungan," kata Presiden Direktur TMMIN, Nandi Julyanto, saat Seminar Nasional 100 Tahun Industri Otomotif Indonesia Mewujudkan Indonesia Net-Zero Emission 2060 di Balai Senat UGM, Rabu (8/11/2023).
Hadir pula pada acara itu Wakil Presiden Direktur TMMIN, Bob Azam; Senior Vice President Research & Technology Innovation PT Pertamina (Persero), Oki Muraza; perwakilan dari UGM; dan beberapa pihak terkait lain.
“Penurunan emisi harus dilakukan secara masif oleh seluruh kalangan. Kehadiran teknologi yang bisa menurunkan emisi harus mendapat dukungan,” tambah Nandi Julyanto.
Baca juga: Toyota Indonesia Ekspor Mobil, Nilainya Capai Rp50-60 Triliun Selama 2022
Ia menjelaskan, Toyota menerapkan pendekatan multiple solution untuk mesin konvensional, kendaraan hybrid, plug in hybrid, baterai, fuel cell, bioetanol, maupun hidrogen.
"Kami mengurangi emisi dari hulu sampai hilir, mulai proses produksi mobil, rantai pasokan, penggunaan bahan bakar bio, penggunaan energi baru dan terbarukan, hingga teknologi rendah emisi," imbuh Nandi Julyanto.
Menurutnya, Indonesia paling berpeluang dalam pengembangan energi baru terbarukan, terutama hidrogen hijau yang menjadi andalan masa depan industri transportasi.
"Hidrogen hijau merupakan sumber energi bersih yang hanya mengeluarkan uap air. Karena tidak meninggalkan residu di udara, hidrogen hijau sangat mendukung pencapain target dekarbonisasi," jelas Nandi Julyanto.
Ia menegaskan, Toyota Motor Manufacturing Indonesia atau TMMIN sangat terbuka untuk melakukan kerja sama riset serta studi guna mencapai target NEZ. (*)