Penggerebekan Narkoba di Banguntapan

Apa Itu Happy Water Narkoba yang Diproduksi di Bantul? Dijual Harga Fantastis, Begini Efeknya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah barang bukti produksi dan pengedaran narkotika. Barang bukti itu ditunjukkan kepada awak media di di Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Jumat (3/11/2023).

TRIBUNJOGJA.COM - Tribunners, beberapa hari belakangan, warga DI Yogyakarta digemparkan dengan penggrebekan produsen narkoba di Bantul.

Pengungkapan kasus tersebut pun dipimpin langsung oleh Bareskrim dan Polda DIY, Kamis (2/11/2023) di Banguntapan, Bantul.

Dalam kesempatan itu, polisi mengatakan produsen narkoba menjual happy water dan keripik pisang dengan harga mulai dari Rp1-6 juta.

Jadi apa itu happy water?

Polisi menunjukan barang bukti narkoba jenis happy water dan keripik pisang saat jumpa pers di Bantul, Jumat (3/11/2023) (TRIBUNJOGJA.COM/Miftahul Huda)

Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejatahan atau United Nations Office on Drugs and Crime (UNODOC) merilis, happy water merupakan produk obat-obatan terlarang berbentuk cair.

Dari laman unodc.org, happy water biasanya dijual melalui media sosial dalam bentuk cair maupun bentuk bubuk yang dikonsumsi dengan cara dilarutkan ke dalam air atau minuman lainnya.

Baca juga: Cerita Warga Bantul Meninggal Tiga Hari Setelah Pesta Miras di Dlingo, Korban Sempat Muntah Darah

Happy water berisikan berbagai zat psikoaktif yang berbeda dalam kombinasi serta konsentrasi yang berbeda-beda.

Happy Water merupakan merupakan obat campuran sintetis yang mengandung kafein, diazepam, ketamin, ekstasi, syabu, dan tramadol.

Tramadol dan diazepam merupakan obat resep. Namun, ketamin, ekstasi dan sabu adalah obat yang dikendalikan di Singpura.

Dikutip Tribunjogja.com dari Bangka Post, happy water sudah banyak beredar di beberapa bar di Pattaya, Thailand, sementara pihak berwenang Myanmar awal bulan ini mengatakan itu dijual di bar, klub, dan toko KTV di seluruh Yangon.

Tak heran jika Happy Water kini menjadi ancaman di Asia Tenggara.

Sebenarnya, 'happy water' bukanlah obat yang sama sekali baru, bahkan pada tahun 2010, campuran dengan nama yang sama sudah dipasarkan di China, sebelum dilarang dan diblokir oleh pihak berwenang.

Berapa harga happy water?

Untuk happy water, dijual seharga Rp1,2 juta per botol.

Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada mengatakan, keripik pisang yang ada kandungan narkotika tersebut dijual dalam kemasan mulai 50, 75, hingga 500 gram.

Tak heran jika kripik narkoba ini memiliki harga yang fantastis dan dibanderol mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 6 juta.

Baca juga: Jelang Musim Libur Panjang, Dinkes Bantul Imbau Masyarakat untuk Waspadai Penyebaran Cacar Monyet

"Ini ada berbagai kemasan 500 gram, 200 gram, 100 gram, 75 gram dan 50 gram. Harga bervariasi dari Rp1,5 juta sampai Rp6 juta," ujarnya.

Wahyu Widada mengatakan, kasus ini merupakan modus baru peredaran narkoba, di mana para pelakunya mengolah narkoba sedemikian rupa supaya bisa dianggap biasa dalam kehidupan masyarakat.

Ia juga menambahkan, dalam penggerebekan ini, pihaknya mengamankan 426 bungkus keripik pisang serta 2 ribu lebih Happy Water ukuran 10 mililiter.

"Total barang bukti yang diamankan 426 bungkus keripik pisang narkotik berbagai ukuran, 2.022 botol ukuran 10 mililiter cairan Happy Water, dan 10 Kilogram bahan baku narkotika," terang Wahyu.

Happy Water membuat siapapun yang meminumnya merasa happy atau senang.

Itu bisa membuat peminum merasakan euforia dan halusinasi.


( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Berita Terkini