TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akan memasuki masa pensiun pada November 2023 mendatang.
Belum diketahui apakah jabatan Laksamana Yudo Margono sebagai Panglima TNI akan diperpanjang atau diganti oleh Presiden Jokowi.
Sejauh ini ada tiga kandidat calon Panglima TNI yakni Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Agus Subianto, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fajar Prasetyo dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali.
Terus dari tiga jenderal bintang empat itu, siapa yang memiliki peluang paling besar menjadi Panglima TNI?
Dari ketiga kepala staf, Jenderal Agus Subianto disebut memiliki peluang paling besar menjadi Panglima TNI meski baru saja dilantik menjadi KSAD.
Dikutip dari Tribunnews.com, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi mengatakan, Jenderal Agus Subianto memiliki peluang besar menjadi Panglima TNI karena kedekatannya dengan Presiden Jokowi.
Serta masa pensiun Jenderal Agus lebih lama dibandingkan dengan dua kepala staf lainnya.
"Jadi ya harus diakui bahwa rekam jejak kedekatan dengan Presiden dan masa aktif yang lebih panjang, telah menghadirkan peluang lebih besar bagi KSAD baru, Jenderal Agus Subiyanto untuk menjadi Panglima TNI berikutnya," kata Khairul kepada Tribunnews.com seperti dikutip pada Senin (30/10/2023).
Kedekatan Jenderal Agus dan Presiden Jokowi menurut Khairul sudah terbangun saat keduanya masih sama-sama bertugas sebagai Komandan Distrik Militer 0735/Surakarta dan Wali Kota Solo.
Di sisi lain, para pejabat di era Jokowi menjabat sebagai Wali Kota, saat ini juga telah menduduki jabatan penting yakni Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang sempat menjadi Kapolresta Surakarta dan mantan Panglima TNI Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto yang pernah menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Adi Soemarmo.
Faktor kedekatan inilah yang membuat Jenderal Agus lebih berpeluang menjadi Panglima TNI dibanding kepala staf lainnya.
Deretan simpul kedekatan antara Jokowi dan Agus ini pun diamini oleh pengamat militer dari Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anto Aliabbas.
"Dengan kata lain, penugasan tersebut menunjukkan level kepercayaan Jokowi pada Agus terbangun kuat,” ujar Anton dikutip dari Kompas.com.
Dari sisi masa pensiun, Jenderal Agus juga memiliki masa aktif yang lebih lama dibanding dua kepala staf lainnya.
Dikatakan Khairul, Agus baru akan pensiun pada Agustus 2025.
Sementara KSAL Laksamana Muhammad Ali akan pensiun lebih cepat yakni pada April 2025.
"Begitu pula dengan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo. Beliau akan pensiun dalam enam bulan ke depan. Peluangnya tentu lebih kecil lagi," kata Khairul.
Baca juga: Panglima TNI Tunjuk Mayor Jenderal Endi Supardi jadi Komandan Korps Marinir
Kata Menantu Luhut soal peluang ditunjuk jadi KSAD
Seiring munculnya isu Agus Subiyanto bakal menjadi Panglima TNI, sosok penggantinya sebagai KSAD pun menjadi sorotan.
Salah satu jenderal yang disebut berpeluang menjadi KSAD yakni Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak.
Merespons isu tersebut, Maruli menyatakan dirinya siap apabila ditunjuk sebagai KSAD.
Menurut Maruli, sebagai prajurit, dirinya harus siap apabila diberi tugas.
"Kalau tentara, ya ditunjuk, enggak ditunjuk, harus bekerja terus," kata Maruli di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (30/10/2023).
Lebih jauh, Maruli enggan merespons isu dirinya bakal menjadi KSAD.
Ia hanya memberi contoh bahwa saat dirinya ditunjuk menjadi Pangkostrad, penunjukannya juga dilakukan secara mendadak.
"Dulu jadi Pangkostrad, tiba-tiba Pangkostrad, kan gitu. Di sini juga berdasarkan penilaian, biasanya sudah dinilai baik, nanti dipanggil, di-brief, kenapa kita diangkat, gitu kira-kira," ujar Maruli.
Saat ditanya kedatangannya ke Istana bertemu Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) berkaitan dengan isu penunjukan dirinya sebagai KSAD, Maruli tidak membantah atau membenarkan.
Ia meminta wartawan bertanya kepada pihak Istana.
"Yang nunjuk bukan saya jadi tanya yang nunjuk, kalau saya ya enggak bisa tahu," kata dia.
Maruli beralasan, kedatangannya ke Istana untuk melaporkan kondisi mertuanya, Luhut Binsar Pandjaitan yang saat ini masih dirawat di Singapura.
"Ya saya kan setiap minggu melihat perkembangannya Pak Luhut, kita ngobrol-ngobrol lah bagaimana sejauh mana Pak Luhut sekarang, gitu aja sih," katanya. (*)