TRIBUNJOGJA.COM - Kelompok Hacker Algeria mengeklaim bahwa mereka berhasil meretas database milik Kementerian Pertahanan dan Polisi Israel.
Dalam pesan yang disampaikan melalui grup Telegram bernama Anonymous Algeria, kelompok hacker ini menyebut berhasil mengambil 10 GB data penting termasuk di antaranya data pribadi personel, dan data perencanaan operasi militer di Gaza.
Untuk membuktikan klaim tersebut, kelompok grup peretas ini juga membagikan data berupa nama, alamat rumah, identitas orangtua, dan informasi lainnya yang terkait data-data personil militer.
Dalam keterangannya, mereka mendesak agar Israel segera melakukan gencatan senjata dan berhenti menyerang Jalur Gaza.
Jika tuntutan itu tidak dipenuhi, kelompok hacker ini mengancam akan menyebarkan data-data personal itu ke internet termasuk di antaranya membagikan data-data penting lainnya.
Selain database Kementerian Pertahanan, kelompok hacker ini juga menyebut telah meretas sistem pos hingga berhasil mengambil 1,5 juta akun di dalamnya.
Mereka juga menargetkan peretasan terhadap sejumlah perangkat milik Polisi yang menyediakan akses terhadap data-data sensitif lainnya.
Adapun sebagaimana dilaporkan Cyber Express, lebih dari 100 kelompok hacker terlibat dalam perang digital selama memanasnya konflik di Jalur Gaza.
Dari jumlah itu, 70 persen di antaranya memposisikan diri sebagai pendukung kemerdekaan Palestina.
Beberapa kelompok hacker itu antara lain, Anonymous Sudan, Mysterious Team Bangladesh, dan KillNet yang memberikan dukungan terhadap Palestina. (*)