Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY menekankan pentingnya pendidikan karakter dalam menciptakan generasi yang berkualitas.
Kepala DP3AP2 DIY, Erlina Hidayati Sumardi mengatakan pendidikan karakter harus ditanamkan pada anak sejak usia dini. Karena membentuk karakter anak membutuhkan waktu dan proses yang panjang.
Menanamkan nilai dan karakter baik bisa jadi berbeda antara anak satu dengan yang lain.
Sehingga orangtua juga perlu mengenali karakter anak-anaknya. Supaya penanaman nilai tersebut bisa dilakukan secara optimal.
Baca juga: Tanggapan Bupati Bantul Soal Tumpukan Sampah yang Marak Terjadi di Aliran Sungai
"Kondisi psikologis anak tentu juga berbeda. Sehingga dalam menanamkan perilaku baik ini harus disesuaikan dengan tahapan psikologis anak. Cara berkomunikasi anak usia 3 tahun akan berbeda dengan 5 tahun, beda lagi kalau sudah 16 tahun. Untuk itu orangtua harus belajar juga," katanya dalam Bincang Keluarga, Selasa (24/10/2023).
"Usia dini menjadi tepat, karena usia perkembangan awal, sehingga bisa terinternalisasikan sejak awal, dan nanti tertanam. Jadi nanti nggak perlu disuruh-suruh lagi. Misalnya menanamkan disiplin dalam membuang sampah. Kalau sudah sejak kecil dibiasakan, tentu nanti anak akan merasa nggak nyaman kalau membuang sampah sembarangan," sambungnya.
Pendidikan karakter, lanjut dia, akan berhasil jika dilakukan secara konsisten. Sehingga penanaman perilaku baik tidak cukup dilakukan dalam keluarga saja, tetapi juga perlu dukungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Sebab bukan tidak mungkin, anak akan melihat perilaku negatif di luar keluarga dan kemudian mencontoh perilaku tersebut. Perkembangan teknologi juga memungkinkan anak mengakses informasi yang mungkin tidak sesuai.
"Sehingga orangtua juga perlu memantau perkembangan anak. Kalau melihat ada sesuatu yang berbeda pada anaknya, jangan didiamkan saja. Cari solusi, sehingga nanti tidak menjadi karakter baru, yang itu justru buruk," lanjutnya.
Erlina juga menyinggung cara komunikasi orangtua zaman sekarang. Menurut dia, orangtua zaman sekarang harus mau belajar dan mengikuti perkembangan zaman. Banyak media yang bisa digunakan untuk menanamkan karakter positif, bisa melalui film, gim, dongeng, dan lain-lain.
"Sudah tidak bisa lagi dengan cara konvesional. Dulu zaman saya tidak ada HP, sangat berbeda dengan anak sekarang yang sudah familiar dengan HP. Tentu media komunikasi ini akan berbeda, orangtua juga harus mau belajar dan mengikuti perkembangan zaman," ujarnya.
Anggota Komisi D DPRD DIY, Nurcholis Suharman menerangkan keluarga adalah tempat belajar anak yang pertama dan utama.
Sehingga peran orangtua sangat penting dalam menanamkan karakter baik pada anak. Tidak hanya sekadar mengajari, orangtua juga harus menjadi contoh yang baik bagi anak.
"Kalau anak terlanjur berkelakuan tidak baik, tentu akan lebih sulit untuk mengembalikan karakter tadi, karena sudah masuk ke pola pikir. Sehingga ini perlu kolaborasi semua pihak. Bisa jadi keluarga sudah menanamkan nilai baik, sudah memberikan contoh yang baik, tetapi mendapatkan contoh kurang baik di luar," terangnya.