TRIBUNJOGJA.COM - Pernahkah kalian mendengar kisah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang berwajah buruk rupa?
Bahkan Rasulullah tak kuasa menahan tangis ketika sahabatnya itu meninggal dunia.
Ya, dia adalah Julaibib Radhiyallahu anhu (RA), seorang sahabat nabi yang mulia.
Nabi Muhammad SAW memiliki seorang sahabat yang tak begitu dikenal tetapi sangat dirindukan oleh bidadari-bidadari di surga. Julaibib, ia adalah seorang pria dari kalangan Anshar.
Kalangan Anshar merupakan kaum yang menerima hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.
Di dalam buku Kisah-Kisah Inspiratif Sahabat Nabi karya Muhammad Nasrulloh, Julaibib diceritakan sebagai seseorang yang terlahir tanpa mengetahui siapa ayah dan ibunya.
Julaibib juga tidak memiliki nama lengkap dan tidak bernasab.
Julaibib memiliki badan yang kerdil dan bungkuk, pendek, berkulit hitam, kaki pecah-pecah, dan penampilan yang lusuh sehingga orang-orang enggan untuk mendekatinya.
Dilansir dari beberapa sumber, kisah hidup Julaibib penuh haru.
Ia tidak memiliki tempat tinggal untuk berteduh dari hujan, panasnya matahari di kala siang, dan dinginnya malam.
Tidur hanya dengan berbantalkan tangan dan kasur beralaskan pasir serta batu.
Walaupun terlahir sebagai orang yang tidak diharapkan dan orang-orang tidak menganggapnya ada, tetapi Rasulullah SAW selalu melimpahkan kasihnya kepada salah satu umatnya tersebut.
Tidak Ingin Menikah
Pernah suatu ketika Rasulullah SAW menghampiri Julaibib yang tinggal di selasar Masjid Nabawi dan bertanya mengapa ia tidak mau menikah.
Julaibib mengatakan bahwa ia tidak yakin akan ada seorang perempuan yang mau mendampinginya seumur hidup.
Sebab Julaibib tau bahwa dirinya hanyalah pria miskin dan tidaklah rupawan.
Dalam jawabannya tidak ada pula kesan untuk menyalahkan takdir yang menimpa dirinya.
Rasulullah menanyakan hal tersebut berulang kali selama tiga hari berturut-turut.
Pada hari ketiga, Rasulullah SAW tidak sekedar bertanya.
Beliau menarik dan mengajak Julaibib ke rumah salah satu pimpinan kaum Anshar.
Di sana, Nabi Muhammad meminang putri pimpinan kaum Anshor itu untuk dinikahkan kepada Julaibib.
"Aku ingin menikahkan putri kalian," ucap Rasulullah SAW kepada pimpinan kaum Anshor.
Mendengar pinangan Rasulullah SAW, tentu saja pimpinan kaum Anshor tidak bisa menutupi kebahagiaannya.
Awalnya ia mengira putrinya akan dinikahkan dengan Rasulullah SAW.
Namun Rasulullah SAW mengatakan bahwa pinangan ini bukan untuknya.
"Kalau begitu pinangan ini untuk siapa, wahai Rasulullah?"
"Bukan untukku. Aku pinang putrimu untuk Julaibib," ucap Rasulullah SAW.
Seketika ayah sang gadis terkejut mendengarnya. Ia hanya bisa terdiam dan bingung.
Kemudian ia meminta kepada Rasulullah SAW untuk memusyawarahkan dulu.
"Ya Rasulullah, saya harus meminta pertimbangan istri saya tentang hal ini."
Adanya Perdebatan
Sempat terjadi perdebatan lantaran asal usul Julaibib yang tidak jelas dan tidak memiliki harta apapun.
"Dengan Julaibib? Bagaimana mungkin dengan Julaibib yang jelek dan hitam, tak bernasab, tak berkabillah, tak berpangkat, dan tak berharta? Demi Allah tidak akan pernah anak kita menikah dengannya!" ucap sang ibu.
Sementara anak gadisnya yang mendengar perdebatan itu dari balik tirai dan angkat bicara, "Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi Allah, kirim aku padanya."
Gadis itu menerima pinangan dari Rasulullah dan menyetujui untuk menikah dengan Julaibib.
Akhirnya Rasulullah menikahkan keduanya. Julaibib merasa sangat bersyukur karena tak disangka ternyata ada seorang wanita cantik dan sholehah yang mau menikah dengannya.
Usai walimatul ursi, Julaibib memboyong istirnya ke rumahnya yang berada di sufah Masjid Nabawi. Namun sayang, kebersamaan pasangan ini tidak berlangsung lama.
Julaibab harus gugur di jalan Allah dalam sebuah pertempuran, sebab kala itu Rasulullah memerintahkan para kaum muslimin untuk berjihad.
Para Bidadari Menjemput Julaibib
"Apakah kalian kehilangan seseorang?" ucap Rasulullah SAW seusai pertempuran.
"Tidak, ya Rasulullah," serempak para sahabat menjawab Rasulullah.
Sekali lagi Rasulullah bertanya, "Apakah kalian kehilangan seseorang?"
Sebagian sahabat menjawab dengan ragu dan was-was sembari melihat sekeliling dan memastikan bahwa mereka tidak kehilangan seorangpun.
"Aku kehilangan Julaibib, carilah Julaibib!" ucap Rasulullah.
Seketika para sahabat tersadar bahwa sosok yang dicari Rasulullah tidak ada disekitar mereka.
Para sahabat langsung mencari Julaibib dan menemukannya telah syahid di medan perang dengan penuh luka.
Di sekitarnya terdapat tujuah musuh yang telah ia bunuh.
Rasulullah SAW sangat sedih melihatnya.
Lalu beliau sendiri yang mengkafani Julaibib dan menshalatkannya.
Saat Julaibib selesai dimakamkan, terjadi peristiwa yang mengejutkan.
Rasulullah SAW menangis memandangi gundukan tanah yang masih basah.
Beliau lantas memandang ke langit atas dan tersenyum, lalu membuang muka ke samping seraya menutupnya dengan kedua telapak tangannya.
Para sahabat yang melihat kejadian itu sangat terheran-heran.
"Aku melihat bidadari yang menjemput Julaibib begitu banyak. Mereka saling berebut, ada yang meraih tangannya, dan ada pula yang meraih kakinya sehingga salah satu bidadari itu tersingkap kainnya dan terlihat betisnya," ucap Rasulullah SAW kepada para sahabat.
Dari kisah tersebut, kita tau bahwa Julaibib telah lama dirindukan oleh para bidadari-bidadari surga.
Walaupun memiliki tampak yang tidak rupawan serta lusuh dan sering dilupakan, ternyata Julaibib lebih diperhatikan oleh penduduk langit daripada penduduk bumi.
Wallahu'alam (MG Lia Ika Agustin)