Mahasiswi di Bantul Loncat dari Gedung

BREAKING NEWS: Seorang Mahasiswi PTS di Bantul Nekat Mengakhiri Hidup dengan Loncat dari Gedung

Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho
Editor: Kurniatul Hidayah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gedung asrama yang menjadi tempat SM (18), mahasiswi PTS di Bantul, loncat dari lantai empat terletak di Dusun Ngebel, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Senin (2/10/2023).

Disclaimer: Informasi ini bukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Jika mengalami tanda-tanda depresi dengan kecenderungan pemikiran untuk mengakhiri hidup, sebaiknya segera melakukan konsultasi ke psikolog, psikiater, atau pihak-pihak terkait.

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Seorang mahasiswi PTS di Bantul, SM (18) asal Bandar Lampung, meninggal dunia setelah loncat dari lantai 4 gedung asrama putri yang terletak di Dusun Ngebel, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Senin (2/10/2023) sekira pukul 06.15 WIB.

Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry mengungkapkan, korban diduga nekat mengakhiri hidup lantaran depresi setelah pada malam hari sebelum kejadian sempat meminum obat langsung 20 biji.

"Ditemukan bekas bungkus di kamar dan keterangan saksi, dan teriak menangis histeris," kata Iptu I Nengah Jeffry.

"Sempat ditolong dibawa ke rumah sakit untuk bantuan medis dan obat berhasil dimuntahkan, dan dari voice note yang dikirim korban berkeinginan mengakhiri hidup," lanjutnya.

Setelah kembali ke asrama, pagi harinya korban yang tidur di salah satu kamar di lantai empat, diketahui sudah jatuh ke bawah diduga korban menjatuhkan diri dari lantai empat.

"Sebab pernah berkata pada rekannya kalau jatuh dari lantai empat mati apa tidak, sehingga dugaan korban bunuh diri karena depresi dengan lompat dari lantai empat dan membentur genting dan lantai konblok," 

Korban mengalami luka pada kepala bagian belakang, luka dalam, patah kaki kiri bagian bawah, lecet lecet pada kaki dan tangan.

Berdasar penuturan saksi, Talkis Nurdiyanto, saat itu tengah mengerjakan tugasnya di lantai dasar gedung tersebut. Lantas, ia mendengar suara sesuatu terjatuh kemudian mengetahui korban dalam posisi tertelungkup, tidak ada respon.

Setelah itu Talkis, meminta bantuan Sugeng, yang merupakan cleaning service di gedung tersebut, untuk memindahkan korban diatas meja ruang belajar bersama lantai dasar gedung.

Satpam gedung tersebut, Irwan, berusaha menelpon ambulance. Namun karena tidak datang-datang maka bersama Talkis, berinisiatif membawa korban ke Rumah Sakit dengan menggunakan mobil miliknya.

Setibanya di RS PKU Gamping, saat dilakukan pemeriksaan denyut nadi masih ada namun selang 10 korban dinyatakan sudah meninggal dunia. 

Terpisah, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UMY Faris Al-Fadhat mengungkapkan bahwa SM memiliki riwayat gangguan mental, yang diduga menjadi pemicu untuk mengakhiri hidupnya.

"Almarhumah memiliki riwayat psikiater sebelum masuk UMY dan di UMY juga sudah kami tangani melalui psikolog kami. Jadi sebelumnya yang bersangkutan memiliki riwayat gangguan mental," jelasnya. (Han)

Berita Terkini