Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo menekankan edukasi dan sosialisasi ke masyarakat sebagai upaya mitigasi terjadinya kebakaran lahan.
Pasalnya, hingga Agustus 2023 terdapat tujuh insiden kebakaran lahan di daerah ini.
"Untuk mitigasi, kami telah melakukan edukasi dan sosialisasi langsung ke masyarakat. Kita sudah sering sampaikan, untuk menghadapi kemarau panjang harus berhati-hati terhadap insiden kebakaran," kata Joko Satyo Agus Nahrowi, Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Senin (28/8/2023).
Disampaikannya, terdapat satu insiden kebakaran pada Juli 2023 yang terjadi di lahan kas desa Sendangsari, Kapanewon Pengasih.
Kemudian enam kejadian pada Agustus 2023. Meliputi lahan seluas 2 hektar di Tayuban, Kapanewon Panjatan; lahan alang-alang di Margosari, Kapanewon Pengasih.
Selanjutnya, kebakaran lahan di DPU Bina Marga, Sukoreno, Kapanewon Sentolo dan lahan pertanian di Triharjo, Kapanewon Wates.
"Selain itu, kebakaran lahan juga terdapat di Bugel, Kapanewon Panjatan dan Sentolo," imbuh Joko.
Dari ketujuh insiden tersebut, kata Joko, rata-rata kebakaran lahan di Kulon Progo dipicu kelalaian manusia seperti pembakaran sampah sembarangan, pembakaran rapak tebu dan lainnya.
Jika terpaksanya dibakar, ia menyarankan harus ditunggu jangan sampai melebar atau baranya tertiup angin kemudian merambat dan terjadilah kebakaran.
Selain itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar memperhatikan kondisi instalasi listrik di rumahnya.
"Saya sampaikan agar setiap lima tahun sekali dan 20 tahun sekali dicek instalasinya. Itu sudah sering kita sampaikan kepada masyarakat, tapi kembali lagi ke perilaku yang kebiasaan membakar kemudian ditinggalkan," imbau Joko. (*)