Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi terpantau mengeluarkan guguran lava pijar sebanyak tiga kali dengan jarak luncur maksimal 1,8 Km ke Kali Bebeng, Senin (14/8/2023).
Hal tersebut terlihat dalam pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) selama enam jam, mulai 00:00-06:00 WIB.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, mengatakan secara meteorologi, cuaca cerah. Angin bertiup lemah ke arah barat laut.
Suhu udara 14-17 derajat Celcius, kelembaban udara 64-71 persen dan tekanan udara 768.4-917.1 mmHg.
Secara visual, gunung jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 100-150 m di atas puncak kawah.
Gempa guguran terjadi sebanyak 22 kali dengan amplitudo 3-20 mm berdurasi 12.4-131.9 detik.
Hybrid/fase banyak terjadi sebanyak 28 kali dengan amplitudo 3-22 mm, S-P 0.3-0.5 detik berdurasi 4.6-8.4 detik.
Vulkanik dangkal terjadi sebanyak lima kali dengan amplitudo 52-70 mm, berdurasi 8.5-14.4 detik.
“Tingkat aktivitas Gunung Merapi saat ini berada di level III atau siaga,” jelasnya.
Potensi bahaya saat ini, kata dia, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya.
Sektor itu meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara, sektor meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat juga diimbau agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tukasnya. (*)