TRIBUNJOGJA.COM, WONOSOBO - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, bahwa GP Ansor memiliki peran dan sejarah besar dalam perjuangan kemerdekaan, partisipasi dalam pemerintahan, kegiatan kemanusiaan, dan menjaga NKRI.
Ganjar pun berharap, hal itu tetap dijaga mengingat GP Ansor adalah organisasi besar yang ada di Indonesia.
Pernyataan itu diungkapkan Ganjar saat memberikan orasi kebangsaan dalam apel pasukan Kemah Bhakti PC GP Ansor Kabupaten Wonosobo di Lapangan Kalianget, Kabupaten Wonosobo, Sabtu (15/7/2023).
GP Ansor Kabupaten Wonosobo memiliki anggota dengan jumlah terbesar di Jawa Tengah dan Indonesia.
“Tadi, kami mendapatkan laporan dari kawan-kawan GP Ansor Wonosobo, karena ini jumlahnya terbesar se-Indonesia dan banyak sekali kegiatan sosial yang diberikan. Saya senang, mudah-mudahan kemah bhakti ini akan makin mengkristalkan semangat kawan-kawan GP Ansor,” ucap Ganjar.
Ganjar menjelaskan, kemanusiaan menjadi pondasi besar dalam sejarah dan peran yang dilakukan GP Ansor.
Hal itu juga terus tercermin dalam beberapa kegiatan sosial yang selama ini sudah dilakukan GP Ansor. Antara lain, ikut serta dalam penanganan bencana dan ikut membangun rumah tidak layak huni.
“Ada pemikiran bagus sekali waktu kami bicara, mereka bisa konsentrasi membantu ekonomi yatim piatu, ini keren. Ia bisa kerja di urusan peternakan, jadi banyak ide-ide yang kemudian muncul, dan bisa kita sinergikan dengan pemerintah,” jelasnya.
Semangat yang dimiliki GP Ansor dalam kegiatan kemanusiaan maupun berbangsa dan bernegara, juga tak diragukan lagi.
Menurut Gubernur Jateng, partisipasi GP Ansor dalam pemerintahan sudah banyak. GP Ansor banyak terlibat dalam berbagai even, baik sosial, politik, maupun keagamaan.
“Tapi saya pesankan, yok menjelang tahun politik itu teman-teman GP Ansor ikut memeriksa keadaan. Ikut menjaga agar damai di bumi, juga damai di dunia maya, sehingga hoaks, kemudian ujaran kebencian yang muncul, bisa di-counter, bisa diluruskan,” tandasnya.
Selain beberapa hal di atas, dalam orasinya, Ganjar juga menyampaikan agar GP Ansor tak melupakan sejarah panjang yang telah ditorehkan para pendahulu. Termasuk, tokoh-tokoh GP Ansor, kiai, dan anggota-anggota lainnya.
“Kita mustahil ada di sini, berkumpul di sini, tanpa ada pendahulu kita. Bahkan energi, ghirah, dan persatuan yang kita miliki hari ini, merupakan hasil dari para pendahulu kita. Kita jangan jadi kacang yang lupa kulitnya, jangan melupakan sejarah,” terangnya.
Ganjar juga menceritakan, Wonosobo bukan tempat asing baginya. Sebab di di kabupaten yang dikepalai Bupati Afif Nurhidayat, tepatnya di Kaliwiro, lokasi nenek Ganjar dimakamkan. Maka dari itu, setiap berkunjung ke Wonosobo, Ganjar merasa seolah sedang sowan kepada leluhur.
“Kebetulan nenek saya dimakamkan di Kaliwiro, Wonosobo. Sehingga, saya sering kalau ke Wonosobo dan punya kesempatan, sering ziarah ke makam nenek. Jadi, kalau pas lewat atau datang ke Wonosobo, itu memang terasa lagi sowan nenek,” tandas Ganjar. (ayu/ord)