Ramadan 2023

Panduan Itikaf 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

TRIBUNJOGJA.COM - Itikaf secara bahasa berarti menetap pada sesuatu.

Sedangkan secara syari, itikaf berarti menetap di masjid untuk beribadah kepada Allah dilakukan oleh orang yang khusus dengan tata cara yang khusus.

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beritikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan.”

Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beritikaf pada bulan Ramadhan selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, beliau beritikaf selama 20 hari”.

Waktu itikaf yang lebih afdhol adalah di akhir-akhir ramadan (10 hari terakhir bulan Ramadan) sebagaimana hadits ‘Aisyah, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beritikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beritikaf setelah kepergian beliau.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beritikaf pada sepuluh hari terakhir dengan tujuan agar mudah meraih malam penuh kemuliaan (lailatul qadar), untuk menghilangkan dari segala kesibukan dunia sehingga mudah bermunajat dengan Allah, juga untuk memperbanyak doa dan dzikir ketika itu.

Itikaf Harus Dilakukan di Masjid

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,

وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

"(Tetapi) janganlah kamu campuri mereka sedang kamu beritikaf dalam masjid” (QS. Al Baqarah: 187).

Demikian juga dikarenakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu juga istri-istri beliau melakukannya di masjid, dan tidak pernah melakukannya di rumah sama sekali.

Menurut mayoritas ulama, itikaf disyariatkan di semua masjid karena keumuman firman Allah di atas (yang artinya) “Sedang kamu beritikaf dalam masjid”. 

Lama Waktu Berdiam di Masjid

Halaman
123

Berita Terkini