Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Aktivitas Gunung Merapi landai, tidak mengeluarkan guguran lava pijar maupun awan panas, Senin (13/2/2023).
Hal tersebut terlihat dalam pengamatan selama enam jam, mulai 00.00-06.00 WIB oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala BPPTKG, Agus Budi S mengatakan, secara meteorologi, cuaca mendung.
Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dan tenggara. Suhu udara 17.5-19 °C, kelembaban udara 66-89.1 persen, dan tekanan udara 873.5-920 mmHg.
“Secara visual, gunung kabut 0-II hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati,” terangnya.
Gempa guguran terjadi sebanyak lima kali dengan amplitudo 4-6 mm, berdurasi 49,3-92,3 detik.
Hybrid/fase banyak berjumlah satu kali dengan amplitudo 3 mm, S-P 0,4 detik berdurasi 6,9 detik.
Vulkanik dalam berjumlah 21 kali, amplitudo 5-17 mm, S-P 0,4-1,1 detik, berdurasi 7,4-9,7 detik.
“Tingkat aktivitas Gunung Merapi saat ini masih berada di level III atau siaga,” jelasnya.
Potensi bahaya saat ini, kata dia, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya.
Sektor itu meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara, sektor meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat juga diimbau agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tukasnya. (*)