Adapun, kegiatan usaha di sektor perindustrian disebutnya tertinggi dalam pertumbuhan investasi di Kulon Progo.
Disusul perdagangan, pariwisata, Perumahan dan Pertanian.
"Di sektor industri paling tinggi industri kerupuk di Pengasih, keripik (Samigaluh), roti (Panjatan), rumah makan dan warung, gula semut (Kokap) serta pengolahan makanan lainnya," paparnya.
Sementara, progres investasi pembangunan hotel di Kulon Progo meliputi Cordia Hotel Yogyakarta, Grand Dafam Signature YIA, Iblis Hotel, Novotel dan Swiss-Belhotel dengan total keseluruhan ada 720 kamar.
Dikatakan Hari, realisasi investasi di Kulon Progo mencapai nilai triliun rupiah pada saat pembangunan Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA).
Sebab, ada pembelian lahan dan pembangunan fisik dalam kurun waktu 2018 sampai dengan 2020.
Sedangkan, realisasi investasi menurun pada 2020 karena pembangunan Bandara YIA telah selesai.
Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo, Tri Saktiyana, menekankan kajian proses bisnisnya dalam upaya pertumbuhan investasi ketimbang pembangunan pembangunan infrastrukturnya.
Serta, melihat potensi yang tidak dimiliki oleh wilayah lain di DIY seperti keberadaan Bandara YIA yang merupakan pelabuhan kargo terbesar.
Saat ini, YIA baru melayani 5 persen dari kemampuan kargo yang dimilikinya.
Pemkab Kulon Progo juga bersepakat ada semacam upaya untuk menjadikan YIA sebagai agregator ekspor bukan hanya untuk Kulon Progo melainkan DIY, Jawa Tengah sisi selatan dan Jawa Timur sisi barat.
Seperti diketahui, Bandara YIA pernah didarati beberapa kali pesawat Antonov yang merupakan pesawat terbesar di dunia.
Saat itu mengangkut barang dari Jawa Timur untuk dieskpor. (*)