Gelombang Penolakan Arema FC Berkandang di Stadion Sultan Agung Bantul Berlanjut, Ini Sikap Suporter

Penulis: Hanif Suryo
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Spanduk penolakan terhadap rencana Arema FC yang akan berkandang di Stadion Sultan Agung Bantul, terpasang sekira 650 meter dari stadion, Jumat (6/1/2022).

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dua buah spanduk berisi protes terhadap rencana Arema FC berkandang di Stadion Sultan Agung, Bantul, terbentang di perempatan Jalan Sultan Agung, Ngentak, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Jumat (6/1/2022).

Dari pantauan Tribun Jogja, spanduk tersebut dibentangkan di sisi timur dan sisi barat sebelah selatan perempatan.

"Tolak Arema Main di SSA," bunyi tulisan di spanduk yang dibentangkan di sisi timur dan barat.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, gelombang protes terhadap rencana Arema FC yang akan berkandang di SSA, mengalir deras dari berbagai elemen di DIY.

Penolakan yang kali pertama mencuat ialah dari klub Liga 3 DIY, PS HW UMY.

Hal tersebut bukan tanpa sebab. Pasalnya, PS HW UMY serta klub Liga 3 DIY yang sudah melakukan persiapan panjang akhirnya harus gigit jari, setelah Asprov PSSI DIY memutuskan tak menggulirkan kompetisi imbas dari tragedi Kanjuruhan.

"Dear @AremafcOfficial, kami hanya tim kecil yang bermarkas di DIY. Kami kumpulkan dana dari donatur dan sponsor sedikit demi sedikit untuk persiapan Liga 3. Gara2 kalian Liga 3 DIY batal. Lalu kalian mau menggunakan SSA untuk Liga 1. Sungguh tiada empati !" cuit akun @PS_HW_UMY pada Selasa (3/1/2023).

Kekecewaan pihak PS HW UMY ini jelas ditunjukkan pada panpel, aparat dan suporter yang mengakibatkan kompetisi lain ditunda hingga dibatalkan.

"Pemain kami sudah berlatih demi asa mengembangkan karir dan masa depan.

"Kecerobohan klub, panpel, aparat dan suporter kalian @AremafcOfficial menghancurkan harapan tunas-tunas muda yang ingin mengembangkan diri di atas lapangan hijau. Liga 3 DIY batal, kalian justru ke SSA!" pungkas cuitan tersebut.

Diberitakan sebelumnya, keputusan pembatalan Liga 3 DIY diumumkan kepada klub anggota melalui surat keputusan (SK) bernomor 496/ASPROV-DIY/XII-2022 yang disampaikan Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DIY.

Ada tiga alasan yang menjadi pertimbangan pembatalan Liga 3 DIY, yakni ketidakselarasan antara jadwal kompetisi tahun 2022 di tingkat Provinsi, di tingkat Nasional dan jadwal Kongres Luar Biasa (KLB) Pemilihan PSSI 2023.

Alasan selanjutnya batalnya Liga 3 DIY 2022 adalah ketidakjelasan urusan perizinan kegiatan, yang mana hal ini mengacu belum turunnya izin dari pihak terkait

"Ada beberapa syarat SOP penyelenggaraan belum terpenuhi, jadi tidak hanya kepolisian saja, ada juga perizinan lapangan dan lainnya, nah itu belum jelas," kata Sekretaris Umum Asprov PSSI DIY, Armando Pribadi, Kamis (29/12/2022).

Terakhir dari hasil pertemuan antara Asprov PSSI DIY dengan klub anggota peserta kompetisi Liga 3 DIY 2022, pada hari Senin tanggal 26 Desember 2022.

"Maka bersama ini disampaikan hasil keputusan Komite Eksekutif Asosiasi Provinsi PSSI DIY bahwa, Kompetisi Liga 3 DIY tahun 2022 ditiadakan," tulis surat yang ditandatangani Sekum Asprov PSSI DIY, Armando Pribadi.

Meski sudah memastikan pembatalan rencana digulirkannya Liga 3 DIY, namun Asprov PSSI DIY dalam surat tersebut masih menjajaki kemungkinan dilanjutkannya Turnamen Usia Muda Piala Soeratin DIY tahun 2022 yang terhenti setelah berjalan beberapa pertandingan.

Apabila dalam beberapa pekan depan ketidakjelasan perizinan Piala Soeratin tahun 2022 ini masih mengemuka, maka Komite Eksekutif akan kembali mengambil keputusan untuk mencegah timbulnya berbagai permasalahan dan kerugian akibat ketidakpastian situasi yang terjadi.

Ironisnya ketika kompetisi Liga 3 batal digelar di DIY, justru Liga 1 baru saja menyelesaikan putaran pertama dengan sistem gelembung di DIY selama satu bulan.

Dua stadion di DIY, Stadion Maguwoharjo dan Stadion Sultan Agung menjadi venue kompetisi kasta tertinggi Indonesia untuk menuntaskan putaran pertama.

Dengan kata lain kompetisi lokal justru tidak mendapat izin penyelenggaraan atau ruang bagi pemain lokal untuk unjuk kemampuan serta mendapat jam terbang.

Bagi klub peserta kerugian pastinya tidak hanya secara materi, namun psikologis pemain turut terkena dampaknya.

Para pemain yang musim ini masih berusia 21 tahun, musim depan sudah tidak bisa mengikuti kuota pemain reguler Liga 3 DIY, praktis masuk kuota senior.

Di DIY satu generasi dalam pembinaan sepak bola usia muda harus tumbang lantaran kompetisi batal digelar.

Penolakan Arema FC yang akan berkandang di DIY juga datang dari kelompok suporter PSIM Yogyakarta, PSS Sleman, serta Persiba Bantul.

Brajamusti meminta Arema FC mencari tempat lain selain DIY sebagai home base menyelesaikan liga yang sempat terhenti hampir tiga bulan karena kematian 135 manusia di Kanjuruhan Malang ini.

Presiden Brajamusti, Muslich Burhanudin, mengatakan pihaknya masih terus berkomunikasi dengan suporter di DIY termasuk Paserbumi dan CNF sebagai tuan rumah di Bantul.

Namun, sikap mereka tegas menolak Arema  FC berkandang di SSA.

Sementara wadah suporter Persiba Bantul, Curva Nord Famiglia (CNF) bahkan telah melayangkan surat ke Polres Bantul terkait penolakan pada Arema FC.

Surat rekomendasi penolakan tersebut telah dikirimkan ke Polres Bantul dengan tandatangan dan nama terang koordinator I CNF, Bagus Rahayu.

Dalam surat, CNF menyatakan dengan tegas penolakan terhadap klub Arema FC yang akan menggunakan SSA untuk homebase pertandingan Liga 1.

CNF juga menyatakan, apabila pertandingan Arema FC tetap dilaksanakan di SSA, mereka tak akan bertanggung jawab apabila terjadi gejolak atau tindakan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan Kabupaten Bantul.

Pada waktu yang bersamaan, suporter Aremania Korwil Jogja yang berdomisili di Yogyakarta juga menyatakan penolakan pada klub yang didukung untuk berkandang di Yogyakarta.

Pernyataan tersebut disampaikan melalui akun twitter resmi mereka, Aremania Korwil Jogja (AKJ).

( tribunjogja.com )

Berita Terkini