Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pendopo Royal Ambarrukmo dikabarkan bakal menjadi lokasi akad nikah Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi dengan Erina Gudono.
Tidak hanya bergaya Jawa, pendopo tersebut rupanya merupakan bangunan yang dibangun pada zaman pemerintahan Sri Sultan HB II sekitar tahun 1792.
Kemudian pembangunan dilanjutkan oleh Sri Sultan HB III, dan disempurnakan oleh Sri Sultan HB VII.
Baca juga: Sebanyak 126 PNS Pemkab Wonosobo Terima SK Pensiun
General Manager Royal Ambarrukmo, Herman Courbois mengatakan meski sering digunakan sebagai venue pernikahan, namun tidak semua ruangan di sekitar pendopo bisa digunakan.
Selain itu, pernikahan yang digelar di Pendopo Royal Ambarrukmo juga harus menggunakan adat Jawa.
"Ya memang Pendopo sering digunakan untuk wedding, tetapi tergantung berapa tamunya. Kalau hanya sedikit ya di Pendopo, tetapi kalau nanti invoicenya besar bisa sampai Balai Kambang (ruangan bagian belakang Pendopo)," katanya, Jumat (02/12/2022).
"Lokasi yang dilarang tidak ada, kecuali Ndalem Ageng. Ada satu ruangan yang tidak bisa dimasuki. Karena di situ dulu adalah lokasi HB VII," sambungnya.
Sebelumnya, ia menerangkan Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo dulunya merupakan tempat singgah Sultan dan sebagai tempat menyambut tamu-tamu penting sebelum menuju ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Pesanggrahan Ambarrukmo kemudian beralih fungsi sebagai tempat tinggal sejak 1921, ketika Sri Sultan HB VII turun tahta, hingga wafat pada 1941.
Bangunan tersebut rupanya pernah menjadi markas tentara Belanda, perumahan sementara pegawai kantor pos, menjadi tempat Pendidikan Kepolisian Republik Indonesia, dan kantor Administrasi Bupati Sleman.
"Pada 27 Oktober 1920, Sri Sultan HB VII mundur dari jabatan Sri Sultan. Kemudian setelah resmi turun tahta, beliau menetap dan tinggal di Pesanggrahan Ambarrukmo. Mengingat yang menempati kawasan Ambarrukmo adalah Sri Sultan HB VII, penyebutannya berubah menjadi Kedhaton Ambarrukmo. Beliau tinggal di Kedhaton Ambarrukmo sampai wafat," lanjutnya.
Baca juga: Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal di Klaten Melalui Gelaran Pesta Rakyat Resmi Ditutup
Tidak hanya kaya nilai sejarah, bangunan 200 tahun lebih tersebut juga mengandung makan dan filosofi pada setiap bentuk,struktur, dan ornamennya.
Misalnya hiasan yang bernama Putri Mirong di pilar penyangga Pendopo yang menandakan kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan serta sebagi visualisasi kehadiran sosok Ratu Pantai Selatan, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Kanjeng Ratu Kidul.
Hiasan Ceplok Melati atau Wajikan yang terdapat di langit-langit Pendopo juga menyimbolkan sifat kejujuran.
Ornamentasi pada Pendopo umumnya melambangkan kesuburan, keindahan,dan juga kebaikan. (maw)