Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Aktivitas Gunung Merapi pagi ini terpantau landai, tidak mengeluarkan guguran lava pijar maupun awan panas, Senin (7/11/2022).
Hal tersebut terlihat dalam pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) selama enam jam, mulai 00.00-06.00 WIB
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi S, mengatakan secara meteorologi, cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat.
“Suhu udara 16-18 °C, kelembaban udara 62-99 persen, dan tekanan udara 564-758 mmHg,” ujarnya.
Secara visual, gunung jelas, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 20-50 meter di atas puncak kawah.
Gempa guguran terjadi sebanyak 8 kali dengan amplitudo 3-9 mm, berdurasi 33,6-101,8 detik.
Hembusan terjadi sebanyak sekali dengan amplitudo 4 mm, berdurasi 33,8 detik.
Hybrid/fase banyak terjadi sebanyak 10 kali dengan aplitudp 3-5 mm, S-P 0,3-0,5 detik berdurasi 6-8,1 detik.
Vulkanik dalam terjadi sebanyak 10 kali dengan amplitudp 3-8 mm, S-P 0,5-0,8 detik berdurasi 7,2-8 detik.
“Tingkat aktivitas Gunung Merapi saat ini berada di level III atau siaga,” ujarnya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat juga diminta agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tukasnya. (*)