Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Berikut laporan update terkait aktivitas Gunung Merapi terkini yang terpantau melandai pada hari ini, Jumat (7/10/2022).
Dalam pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) selama enam jam terakhir, mulai 00.00-06.00 WIB, Gunung Merapi tidak mengeluarkan guguran lava pijar maupun awan panas.
Kepala BPPTKG, Agus Budi S mengatakan, secara meteorologi, cuaca berawan dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah barat.
“Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 16.9-19 °C, kelembaban udara 79-99 persen, dan tekanan udara 872.4-918.4 mmHg,” ujarnya.
Dia menjelaskan, secara visual, gunung jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III.
“Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 20-40 m di atas puncak kawah,”
Gempa guguran terjadi sebanyak 16 kali dengan amplitudo 3-14 mm berdurasi 23.3-131.2 detik.
Hembusan terjadi 1 kali dengan amplitudo 3 mm berdurasi 15,2 detik.
Gempa hybrid/fase banyak berjumlah tiga kali dengan amplitudo 4-6 mm, S-P 0.2-0.4 detik, berdurasi 6,9-8,2 detik.
Vulkanik dalam terjadi sebanyak 18 kali dengan amplitudo 3-11 mm, S-P 0.2-0.7 detik, berdurasi 5.7-11 detik.
Tektonik jauh berjumlah 1 kali dengan amplitudo 17 mm, S-P 24.73 detik, berdurasi 75.2 detik.
“Tingkat aktivitas Gunung Merapi masih berada di level III siaga,” ujarnya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar G. Merapi.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tukasnya. (*)