TRIBUNJOGJA.COM - Tidak akan ada lagi tes mata pelajaran dalam seleksi masuk perguruan tinggi jalur SBMPTN. Hal ini setelah Mendikbud Ristek Nadiem Makarim mengumumkan adanya keputusan bahwa tes mata pelajaran dalam seleksi masuk perguruan tinggi jalur SBMPTN dihapus.
Dalam keterangannya, Nadiem juga mengungkap sederet alasan mengapa tes mata pelajaran dalam seleksi masuk perguruan tinggi jalur SBMPTN dihapus.
Mendikbud Ristek mengatakan tes mata pelajaran dalam seleksi SBMPTN selama ini membebani para siswa. Pasalnya, siswa harus menghafal banyak materi di dalamnya.
Nadiem mengungkapkan, tes SBMPTN umumnya mengujikan banyak sekali materi dari berbagai mata pelajaran sehingga membebani siswa, Tribun Jogja mengutip laporan kompas.com.
"Jumlah informasi yang harus dihafal untuk menguasai tes-tes mata pelajaran begitu besar," kata Nadiem dalam program Merdeka Belajar episode 22 yang ditayangkan YouTube Kemendikbud RI, Rabu (7/9/2022).
Nadiem menjelaskan, para guru terus menjejali siswa dengan materi-materi dan latihan soal tes masuk perguruan tinggi.
Demikian juga di luar jam sekolah, menurutnya, siswa banyak yang mengikuti bimbingan belajar (bimbel) masuk perguruan tinggi.
Bimbingan belajar di luar jam sekolah itu, menurutnya, tidak hanya menambah tekanan bagi siswa, tetapi juga membebani orangtua secara finansial.
"Ini dampaknya apa, kualitas pembelajaran yang mendalam itu turun di dalam sekolah-sekolah kita," ujar Nadiem.
Tidak seharusnya seleksi masuk perguruan tinggi harusnya tidak menurunkan kualitas pembelajaran.
Menurutnya, seleksi masuk PTN juga harus lebih inklusif dan adil, serta tidak diskriminatif pada peserta didik dari keluarga yang kurang mampu.
Keputusan menghapus tes mata pelajaran pada jalur SBMPTN dinilai menjadi solusi paling tepat.
Peserta didik diharapkan tidak lagi bergantung pada bimbel, orangtua pun diharapkan tak terbebani secara finansial.
Sementara, para guru bisa lebih fokus ke pembelajaran yang berotientasi pada penalaran mendalam, bukan memaksa siswa untuk menghafal.
"Dengan demikian skema seleksi ini akan jauh lebih adil dan memberikan kesempatan sukses kepada semua yang mengambil jalur seleksi nasional berdasarkan tes," kata Nadiem.
Adapun dengan dihapusnya tes mata pelajaran di SBMPTN, proses seleksi masuk perguruan tinggi jalur tersebut akan diganti dengan tes skolastik.
Menurut Nadiem, tes skolastik mampu mengukur kemampuan bernalar siswa, kemampuan potensi kognitif, logika, penalaran matematika, literasi dalam Bahasa Indonesia dan literasi dalam Bahasa Inggris.
Dia menerangkan, tes skolastik tidak berhubungan dengan penghafalan materi sebagaimana tes mata pelajaran.
Tes skolastik berkaitan dengan kemampuan bernalar, pemecahan masalah atau problem solving, dan potensi kognitif siswa.
Soal-soal yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam tes skolastik pun bukan terkait teknik gramatikal, melainkan kemampuan memahami logika teks.
Nadiem yakin, peserta seleksi perguruan tinggi nantinya tidak akan terkejut dengan jenis pertanyaan dalam tes skolastik lantaran soal-soal tes tersebut mirip dengan asesmen nasional.
"Jadi semua pertanyaannya adalah mengenai mengerti logika dan bisa menganalisa suatu problem yang kontekstual," kata Mendikbud Ristek.
Diberitakan sebelumnya tes mata pelajaran dalam seleksi masuk perguruan tinggi jalur SBMPTN dihapus.
Keputusan ini diumumkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim pada Rabu (7/9/2022).
"Seleksi nasional berdasarkan tes sekarang tidak ada lagi tes mata pelajaran. Sekali lagi, tidak ada lagi tes yang spesifik ke setiap mata pelajaran," kata Nadiem dalam program Merdeka Belajar episode 22 yang ditayangkan YouTube Kemendikbud RI, Rabu.
Nadiem menjelaskan, dengan dihapusnya tes mata pelajaran di SBMPTN, proses seleksi masuk perguruan tinggi jalur tersebut akan diganti dengan tes skolastik.
()
Artikel tayang di https://nasional.kompas.com/read/2022/09/07/alasan-nadiem-akhirnya-hapus-tes-mata-pelajaran-di-jalur-sbmptn.