Istri TNI Ditembak

Tak Tumbang Saat Peluru Pertama Tembus Rina, Kopda M Perintahkan Eksekutor Kembali Tembak Istrinya

Penulis: Hari Susmayanti
Editor: Hari Susmayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kopda M, Anggota TNI bersama istrinya yang jadi korban penembakan. Dalam rilis polisi, Kopda M adalah otak pelaku dari penembakan itu karena motif asmara.

TRIBUNJOGJA.COM, SEMARANG - Kopda M, anggota TNI di Semarang yang menjadi otak percobaan pembunuhan berencana terhadap Rina Wulandari yang tak lain istrinya sendiri sudah berulang kali melakukan upaya menghabisi nyawa belahan jiwanya.

Aksi nekatnya ini dipicu karena pelaku memiliki wanita idaman lain.

Namun wanita yang menjadi WIL Kopda M tak mau diajak kawin lari sehingga membuat pelaku berusaha untuk menghabisi nyawa istrinya sendiri agar bisa menikahi kekasih gelapnya.

Awalnya Kopda M mencoba menghabisi nyawa istrinya dengan cara meracuni.

Namun usaha itu gagal.

Lalu mencoba lagi dengan menyantet Rina Wulandari dengan meminta bantuan orang pintar.

Lagi-lagi usaha itu gagal.

Tak menyerah, Kopda M mencoba menghabisi nyawa istrinya dengan melakukan upaya pencurian dengan kekerasan.

Semua gagal.

Hingga akhirnya Kopda M memilih untuk menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa istrinya.

Pembunuh bayaran yang berjumlah 4 orang ini akhirnya melakukan aksinya pada Senin (18/7/2022) lalu.

Para pelaku sudah mencegat Rina Wulandari saat korban menjemput anaknya pulang dari sekolah.

Pelaku yang mengendarai sepeda motor langsung menembak bagian perut Rina Wulandari.

Namun tembakan pertama tak membuat Rina tumbang.

Melihat hal itu, Kopda M kembali meminta eksekutor untuk menembak lagi istrinya untuk kali kedua.

Keterangan itu disampaikan oleh para eksekutor lapangan yang berhasil diringkus oleh aparat kepolisian dan TNI di sejumlah tempat.

Baca juga: Upaya Meracuni dan Menyantet Gagal, Oknum TNI di Semarang Sewa Pembunuh Bayaran untuk Habisi Istri

Total ada lima pelaku yang diamankan oleh kepolisian.

Para pelaku yakni Sugiono alias Babi yang berperan sebagai eksekutor, Ponco Aji Nugroho (satu motor dengan Sugiono), Supriono (naik motor beat) sebagai pengawas, Agus Santoso (naik motor beat sebagai pengawas dan Dwi Sulistyo pemasok senjata api diduga rakitan.

Dikutip dari Tribunjateng.com, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi dalam rilis pengungkapan yang dilaksanaan di Mapolda Jateng mengatakan tembakan pertama dari pelaku tidak mematikan.

Kemudian Kopda M kembali meminta eksekutor untuk menembak istrinya lagi.

"Penembakan pertama tidak mematikan. Lalu ada perintah dari suami korban untuk menembak kedua kalinya," ujar Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi. Rilis penembakan istri anggota TNI tersebut juga dihadiri oleh Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Widi Prasetijono dan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

Irjen Luthfi mengatakan senjata api dibeli dengan harga Rp 3 juta.

"H-3 terjadi transaksi senjata api disinyalir rakitan dengan harga sekitar Rp 3 juta," ujarnya.

Luthfi menambahkan jika eksekutor melakukan penembakan sebanyak dua kali atas perintah suami korban, Kopda Muslimin.

Diduga cinta segitiga

Sedikit demi sedikit, misteri dibalik penembakan istri Anggota TNI Rina Wulandari alias RW (34) mulai terungkap.

Peristiwa yang mengegerkan itu terjadi di Jalan Cemara 3 Padangsari Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/7/2022) .

RW tertembak persis di depan rumahnya.

Dari kamera CCTV juga terlihat kalau para pelaku mengikutinya untuk mencari kesempatan menembak.

Kecurigaan terkini, peristiwa penembakan tersebut justru terkait erat dengan suami korban, Kopda Muslimin atau M.

Pasalnya, Kopda M saat ini diketahui lenyap tanpa kabar.

Pomdam IV/Diponegoro pun kini tengah memburu Kopda M.

Dilansir Tribunnews, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mencium ada cinta segitiga di balik kasus penembakan itu.

Bahkan Jenderal Andika menduga ada keterlibatan prajurit Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) Semarang berinisial Kopda M dalam peristiwa penembakan istrinya tersebut.

"Dugaan memang kuat karena suami dari korban ini lari sejak hari pertama," kata Panglima TNI di Mako Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (23/7/2022) seperti dikutip dari Kompas.TV.

"Dan bukti-bukti investigasi sudah mengarah kepada beberapa orang yang kami lebih cenderung juga mengaitkan ke suami korban," ujarnya.

Menurut dia, petugas juga memeriksa jejak elektronik yang mengarah dengan adanya dugaan keterlibatan Kopda M.

Andika mengatakan pihaknya sudah mengantongi sejumlah saksi.

Diantaranya orang yang memiliki hubungan asmara dengan Kopda M.

"Kami sudah memiliki saksi-saksi, termasuk saksi yang memang memiliki hubungan khusus asmara dengan suami korban ini," ucap Andika.

Saat ini, kata dia, TNI juga tengah mencari suami korban yang buron.

"Sejak hari pertama kita sudah dan dugaan memang kuat karena suami dari korban ini dari sejak hari pertama. Dan bukti-bukti investigasi sudah mengarah kepada beberapa orang yang kami lebih cenderung juga mengaitkan ke suami korban," kata Andika.

Andika juga mengatakan TNI akan menjerat pelaku dengan pasal-pasal maksimal yang bisa diterapkan.

Ia pun meminta publik percaya pihaknya akan menuntaskan kasus tersebut.

"Jadi ini adalah masalah-masalah yang menurut saya sangat tidak manusiawi. Karena apakah kesenangan pribadi yang kemudian memberikan dorongan untuk melakukan apa saja, menghalalkan segala cara. Ini akan kita usut tuntas," kata Andika.

Polisi Militer Buru Keberadaan Kopda M

Pomdam IV/Diponegoro pun kini tengah memburu Kopda Muslimin suami Rini Wulandari

Kapendam IV/Diponegoro Letkol Inf Bambang Hermanto mengatakan berkas perkara Kopda Muslimin telah dilimpahkan ke Pomdam IV/Diponegoro untuk dilakukan pencarian.

Kopda Muslimin diburu karena telah meninggalkan satuan.

"Dugaan keterlibatan bisa saja. Sudah jelas penyampaian dari bapak Jenderal Andika Perkasa bukti-bukti mengarah kesana," ujarnya, saat dihubungi tribunjateng.com, Sabtu (23/7/2022).

Ditanya apakah Kopda Muslimin diduga mengorder eksekutor, pihaknya belum bisa menjawab.

Saat ini perkara tersebut masih dalam tahap penyelidikan.

"Dia (Kopda Muslimin) masih menunggu istrinya sampai pasca operasi pengangkatan proyektil selesai," ujarnya.

Menurutnya Kopda Muslimin meninggalkan satuan diketahui saat apel pagi keesokan harinya pasca istrinya menjalani operasi pengangkatan proyektil.

Kopda Muslimin diketahui meninggalkan satuan tanpa ada keterangan.

"Yang jelas besok paginya ada apel pagi bersangkutan tidak ada. Kalau tidak ada pun harusnya ada keterangan tetapi saat apel tidak ada keterangan. Makannya tidak hadir tanpa izin hingga saat ini," imbuhnya.

Dikatakannya, satuan telah berupaya mencari keberadaan Kopda Muslimin di tempat-tempat biasa didatanginya.

Munculnya kecurigaan suami korban diduga terlibat setelah dikumpulkan bukti-bukti.

"Kalau kenapa menghilang sesuai yang dikatakan Panglima TNI. Yang jelas dikatakan Panglima TNI arahnya mengerucut kesana suami korban diduga terlibat. Berdasarkan bukti dan saksi," ujar dia.

Ia menuturkan berdasarkan keterangan Panglima TNI, keterlibatan suami korban hubungan adalah asmara.

Pemburuan Kopda Muslimin dilakukan oleh Pomdam IV/Diponegoro.

"Saat ini kesatuan dan Polisi Militer terus mencari Kopda M. Sekarang ini ranahnya Polisi Militer mencari Kopda M karena prajurit aktif," tuturnya. (*)

 

Berita Terkini