Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar 4 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter, Kamis (30/12/2021).
Hal tersebut terlihat dalam pengamatan selama enam jam, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG ), mulai pukul 00.00-06.00 WIB.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan secara meteorologi, cuaca berawan dan mendung.
Angin bertiup lemah ke arah timur dan barat. Suhu udara 13.5-21 °C, kelembaban udara 77-98 %, dan tekanan udara 568-718 mmHg.
Baca juga: Prediksi PSIM Yogyakarta vs Dewa United Perebutan Juara 3 Liga 2 2021, Asa Terakhir Laskar Mataram
“Secara visual, gunung kabut 0-II hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati,” katanya.
Gempa guguran terjadi sebanyak 55 kali dengan amplitudo 3-19 mm berdurasi 39,9-162,6 detik.
Hembusan terjadi satu kali dengan amplitudo 3 mm berdurasi 13,1 detik.
Gempa hybrid/fase banyak berjumlah 3 kali. Amplitudo 3-4 mm, S-P 0.3-0.5 detik dan durasi 7.3-7.4 detik.
Gempa tektonik jauh terjadi sebanyak dua kali dengan amplitudo 3-50 mm, S-P 39.32-156.52 detik, durasi 151.2-378 detik.
“Tingkat aktivitas Gunung Merapi saat ini masih ada di level III atau siaga,” paparnya.
Dia menjelaskan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya.
Cakupan potensi bahaya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Baca juga: Varian Omicron, Kasus Baru Terus Bertambah, Jangan Sepelekan, Selayaknya Dianggap Bahaya