Bau sulfur juga meruap cukup kuat di air yang disedot dari sumur ini. Kedua sumber air panas ini terletak di sebelah bukit membundar di belakang kawasan hunian di tepi jalan raya ini.
Baca juga: Gugusan Bukit di Godean-Seyegan Ini Ternyata Gunung Api Purba Berusia Puluhan Juta Tahun!
Secara geologis, kemunculan mata air atau sumber air panas umumnya memberi penanda ada jejak aktivitas geologis dan vulkanis di daerah tersebut.
Umumnya pula, mata air panas ini muncul di zona subduksi atau tumbukan lempeng bumi, yang terkait aktivitas tektonik magmatik di bawah kawasan tersebut.
Kedua sumber air panas ini dikontrol struktur sesar Parangkusumo yang berarah barat laut-tenggara yang keberadaannya juga ditunjang anomali geofisika.
Mata air panas Parangwedang termasuk tipe chlorida dengan pH normal dan T. 43-49o C, dengan T bawah permukaan 115 o C.
Zona anomali geofisika rendah yang mengitari Mata air panas Parangwedang juga diikuti dengan zona ubahan yang ditandai hadirnya mineral khlorit dan serisit pada batuan lava andesitk di daerah tersebut.
Sedangkan zona anomali tinggi di bagian tengah diperkirakan berkaitan batuan vulkanik atau intrusi magma sisa zona subdaksi. Inilah sumber panas dari sistem panas bumi di daerah ini.
Menurut Sutikno Bronto, meski ada jejak fosil gunung api di belakang sumber air panas Parang Wedang, sebagian batuan di permukaan bukit ini sudah lapuk berwarna merah cokelat.
Singkapan batuan segar berupa perselingan breksi gunung api dan lava andesit yang merupakan fasies proksi fosil gunung api.
Baca juga: WOW ! Ini Penampakan Dinding Batu Mengkilat Berumur 40 Ribu Tahun di Hulu Kali Boyong
Di singkapan ini juga terlihat ada perlapisan breksi gunung api, lava andesit ditambah retas andesit berumur Miosen Awal.
Berdasarkan batuan penyusun, diperkirakan gunung api purba Parangtritis ini tergolong gunung api komposit.
Di sebelah barat kawasan ini, agak menjauh terdapat Alun-alun Parangkusumo. Persis di belakang papan nama jumbo alin-alun ini, jejak fasies gunung api purba tampak nyata.
Berpagar keliling, terdapat gugusan atau gundukan batuan yang memiliki bentuk dan karakteristik khas magma beku.
Masyarakat umum mengenalnya sebagai bagian Cepuri Parangkusumo yang dikeramatkan. Secara geologis, mineral ini disebut batuan beku intrusi dalam.
Jika diurutkan, gundukan batuan beku dari magma ini memanjang ke selatan hingga titik keberadaan dua batuan yang dikeramatkan sebagai lokasi pertemuan Panembahan Senopati dan Ratu Laut Kidul.