Belajar Adab Seorang Murid Lewat Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS

apakah engkau sengaja melubangi perahu itu untuk menenggelamkan penumpangnya? Sungguh kamu telah melakukan kesalahan yang besar

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Rina Eviana
indianexpress.com
Ilustrasi 

TribunJogja - Seorang murid harus memiliki adab yang baik.

Adab yang baik untuk seorang murid terhadap gurunya adalah mendahuluinya dalam memberi hormat dan salam.

Murid yang baik tidak akan banyak berbicara di hadapannya, tidak mengatakan apa yang tidak ditanya oleh gurunya.

Tidak bertanya sebelum diberi izin, serta tidak mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan ucapannya.

Tidak berburuk sangka akan perbuatan yang secara lahiriah (tampak) tidak bisa diterima, karena ia lebih mengetahui rahasia dibalik itu semua.

Sebagai contoh pertanyaan Musa AS kepada Nabi Khidir AS, “apakah engkau sengaja melubangi perahu itu untuk menenggelamkan penumpangnya? Sungguh kamu telah melakukan kesalahan yang besar” (Q.S al-Kahfi: 71) ia salah dalam menyikapi perbuatan Nabi Khidir AS karena bersandar pada apa yang tampak secara lahir.

Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS dalam Alquran dan Hadis

Allah SWT berfirman dalam Alquran surat al-Kahfi ayat 60-82 yang tafsir maknanya sebagai berikut ;

Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya[*]: “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke Pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”.

Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu.

Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan kita; Sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini”.

Muridnya menjawab: “Tahukah kamu tatkala kita mecari tempat berlindung di batu tadi, Maka Sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali”.

Musa berkata: “Itulah (tempat) yang kita cari”. lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula.

lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami[**].

Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?”

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved