Uji Coba Wisata di Pinus Sari Bantul Terkendala Akses Sinyal untuk Proses Scan QR Code

Penulis: Santo Ari
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Uji coba pembukaan destinasi wisata Pinus Sari, Bantul, pada Senin (13/9/2021) kemarin

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf RI telah memperbarui lokasi destinasi wisata yang diujicobakan menerima kunjungan wisatawan.

Sebelumnya, Watu Lumbung sempat menjadi pilihan destinasi wisata yang diujicobakan.

Namun lokasi itu akhirnya diubah lantaran Watu Lumbung belum mengantongi sertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability).

Sekretaris Dinas Pariwisata Bantul, Annihayah, mengatakan bahwa Dinpar DIY sebelumnya telah mengajukan pergantian obyek wisata, di mana Watu Lumbung digantikan Pinus Sari Mangunan.

Adapun usulan pergantian obwis tersebut karena Watu Lumbung belum mengantongi sertifikat CHSE.

Sedangkan di Pinus Sari di kawasan wisata Mangunan, Kapanewon Dlingo, sudah mengantongi sertifikat CHSE.

Uji coba buka tempat wisata pun telah dilaksanakan pada Senin (13/9/2021) kemarin.

Uji coba yang dilakukan meliputi scan QRcode dengan aplikasi PeduliLindungi.

"Kita juga sudah uji coba di Pinus Sari dan Alhamdulilah untuk provider tertentu lancar. Mungkin kita kendalanya penguatan sinyal. Karena hanya Telkomsel dan XL yang bisa nyangkut dengan aplikasi tersebut," ujarnya Selasa (14/9/2021).

Pihaknya pun akan melaporkan kendala yang dihadapi tersebut baik ke kementerian, Dinas Pariwisata DIY maupun ke Bupati Bantul untuk dicarikan solusi. Salah satu solusinya, adalah dengan memasang fasilitas wifi.

Sementara terkait penerapan ganjil genap menuju tempat wisata, Annihayah, mengaku baru mendapatkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 42 Tahun 2021 Tentang PPKM Level 2, level 3 dan level 4 di Jawa-Bali.

"Inmendagri baru saja turun, nanti kita akan berkoordinasi dengan OPD terkait untuk pelaksanaan tersebut di tempat yang diuji cobakan," ungkapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, berharap tiga destinasi wisata di DIY yang ditunjuk dalam uji coba dalam PPKM level 3 kali ini dapat berkomitmen dalam menegakan protokol kesehatan dan aturan lainnya.

Singgih juga berharap, destinasi wisata yang diujicobakan dapat bertambah.

Untuk saat ini, selain Pinus Sari di Bantul, destinasi wisata lain di DIY yang menerapkan uji coba yakni GLZoo di wilayah Kota Yogyakarta, dan Tebing Breksi di Kabupaten Sleman.

"Berharap nanti ada penambahan lokasi uji coba di DIY. Karena tidak hanya tiga yang mendapatkan CHSE, ada beberapa lagi lainnya dan ada yang sedang proses mendapatkan CHSE," ungkapnya.

Dalam pelaksanaan kunjungan wisata di masa uji coba ini, pihaknya meminta agar para wisatawan dapat melakukan reservasi terlebih dahulu sebelum sampai di lokasi.

Reservasi dilakukan menggunakan aplikasi Visiting Jogja, selain itu ada aplikasi PeduliLindungi yang digunakan untuk screening kesehatan dari wisatawan yang datang berkunjung.

"Jadi ada dua sistem, screening kesehatan menggunakan PeduliLindungi, dan reservasi menggunakan Visiting Jogja," tandasnya.

Lebih lanjut, Pengelola Pinus Sari, Anang Suhendri, menekankan bahwa pihaknya telah siap mematuhi semua persyaratan agar Pinus Sari bisa beroperasi kembali.

Namun ia juga mengakui bahwa ada peraturan yang akan sulit diterapkan baik bagi pengelola maupun wisatawan.

"Kendala kita di scan QR code (aplikasi PeduliLindungi), karena masih banyak yang tidak punya HP. Belum lagi kalau ada yang bawa anak di bawah 12 tahun," ujarnya.

Ia pun berharap pemerintah mengkaji lagi peraturan anak di bawah 12 tahun yang dilarang masuk ke obwis. 

Mengingat kebanyakan wisatawan selalu datang bersama keluarga termasuk anak-anak.

Dan jika ada salah satu anggota keluarga yang tidak boleh masuk maka mereka memilih tidak jadi berwisata.

"Karena kalau anak tidak boleh masuk orangtuanya jadi tidak mau masuk ke tempat wisata," ungkapnya.(*)

Berita Terkini