TRIBUNJOGJA.COM - Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta resmi menjalin kerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di empat kabupaten di wilayah DI Yogyakarta, Rabu (31/3/2021).
Meliputi, Baznas Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul, serta Kulon Progo.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UAD, Anton Yudhana mengungkapkan, ke depannya kedua belah pihak akan bersinergi menggulirkan beberapa program.
Kaitannya, untuk menyelesaikan polemik sosial kemasyarakatan di keempat kabupaten tersebut.
Ia mengakui, sejumlah permasalahan yang jadi sorotan di masing-masing daerah berlainan.
Baca juga: PPKn UAD Gelar Diskusi untuk Kuatkan Literasi Budaya dan Kewargaan
Misalnya, untuk wilayah Gunungkidul, pihaknya fokus dalam menangani tingginya angka pernikahan dan perceraian muda, serta maraknya bunuh diri, atau sering disebut 'pulung gantung'.
"Kita ada beberapa pusat studi yang sangat terkait dan memang sebelumnya UAD pun melakukan penelitian soal fenomena bunuh diri di Gunungkidul," kata Anton.
"Kita akan bekerjasama dengan fakultas terkait, Psikologi, Kesehatan Masyarakat, serta Kedokteran. Kemudian, di sisi spiritual Islam dan Kemuhammadiyahan, kita nantinya juga ada pelurusan-pelurusan di sana," tambahnya.
Ia melanjutkan, untuk menanggulangi problem pernikahan dan perceraian dini di Bumi Handayani tersebut, UAD siap membuka sekolah pra nikah, secara berkesinambungan.
Anton berujar, langkah pembinaan untuk para calon pengantin selama ini cenderung kurang efektif.
Baca juga: BAZNAS Kota Yogyakarta Salurkan Dana ZIS DSKL Untuk Bencana Alam di Beberapa Wilayah Indonesia
"Kita akan terjun melakukan pemberdayaan. Kita buatkan sekolah pra nikah. Insyaallah, besok Senin (5/4/2021), kita bakal mempresentasikan konsepnya, kepada Bappeda Gunungkidul. Kita dapat PR itu, ya," ungkapnya.
Sementara Rektor UAD, Muchlas MT berharap, supaya perjanjian kerjasama ini tidak sebatas proses seremonial belaka.
Menurutnya, yang terpenting adalah, kedua belah pihak sanggup menghasilkan outcome dalam penguatan pemberdayaan masyarakat di empat daerah itu.
"Jangan sampai hanya seremonial saja. perlu ada tindak lanjut. Jangan sehabis penandatangan MoU ini justru tidak berlanjut kerjasamanya," pungkas Rektor. ( Tribunjogja.com )