Tribunjogja.com - Proses Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2021 yang tengah berlangsung saat ini yakni registrasi akun LTMPT, penetapan siswa eligible oleh sekolah dan pengisian Pangkalan Data Sekolah Dan Siswa (PDSS).
Ketua LTMPT Moh. Nasih mengatakan registrasi akun LTMPT untuk Pangkalan Data Sekolah Dan Siswa (PDSS) dan SNMPTN dimulai 4 Januari 2021 pukul 15.00 WIB dan ditutup 1 Februari 2021 pukul 15.00 WIB.
"Kita punya waktu satu bulan kurang lebih," ujar Moh. Nasih dalam live streaming Peluncuran SNMPTN dan UTBK- SBMPTN 2021 yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube LTMPT OFFICIAL beberapa waktu lalu.
Penetapan siswa yang eligibel oleh sekolah dimulai 4 Januari 2021 ditutup pada 8 Februari 2021 pukul 15.00 WIB.
Pengisian PDSS 11 Januari 2021 - 8 Februari 2021 pukul 15.00 WIB.
Pendaftaran SNMPTN 15 - 24 Februari 2021 pukul 15.00 WIB.
Pengumuman SNMPTN 22 Maret 2021
Seleksi SNMPTN 2021 dilakukan untuk menyaring peserta lulusan SMA, SMK, dan MA yang memenuhi syarat, pendaftaran, hingga proses penentuan di tiap PTN.
Lalu bagaimana cara menghitung peluang agar bisa lolos SNMPTN 2021?
Baca juga: Pengumuman Pendaftaran SNMPTN 2021 Terbaru dari LTMPT, Ada Perubahan Jadwal
Baca juga: Masa Sanggah dan Perbaikan Kuota SNMPTN 2021 Diundur Hingga 7 Februari 2021, Ini Sebabnya
Melansir laman Rencanamu.id, ada 8 cara perhitungan yang bisa kamu lakukan untuk memastikan lolos SNMPTN 2021 atau tidak, yakni:
1. Perhatikan kuota SNMPTN. Biasanya di berbagai perguruan tinggi minimal 20 persen yang akan dibuka lewat jalur SNMPTN.
2. Akreditasi dan performa sekolah berpengaruh dalam seleksi. Kalau sekolah akreditasi A, maka berpeluang lebih besar dari pada akreditas B atau C.
3. Jika sama-sama memiliki akreditasi A, tapi peserta yang berasal dari sekolah favorit atau terkenal, maka tentunya lebih diuntungkan dan berpeluang besar lolos SNMPTN.
4. Nilai rapor siswa juga sangat penting untuk penilaian lolos atau tidak di SNMPTN 2021.
5. Setiap PTN memiliki pertimbangan dan pembobotan sendiri bagi siswa yang memiliki prestasi untuk bisa lolos seleksi SNMPTN. Misalnya, juara 2 Olimpiade Sains Nasional tingkat provinsi.