PREDIKSI Nilai Tukar Rupiah-Dollar dan Harga Emas Awal Perdagangan Senin 7 Desember 2020

Editor: Iwan Al Khasni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar ilustrasi ini memperlihatkan sebuah vial bertuliskan Vaksin Covid-19 dengan uang kertas dolar di Paris, pada tanggal 26 November 2020.

Tribunjogja.com Jakarta -- Nilai tukar rupiah diperkirakan menguat pada hari ini melanjutkan kenaikan yang terjadi akhir pekan lalu.

Jumat (6/12/2020), kurs spot rupiah menguat 0,25% ke Rp 14.105 per dolar Amerika Serikat (AS).

Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan pelemahan tipis rupiah 0,03% ke Rp 14.182 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah berpeluang menguat ke arah Rp 14.000 per dolar AS dengan potensi resistance di Rp 14.180 per dolar AS pada Senin (7/12).

Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga memperkirakan penguatan rupiah di rentang Rp 14.040 per dolar AS-Rp 14.150 per dolar AS.

DOLLAR (Vladimir Trefilov / Sputnik)

Baca juga: Inilah Perjalanan Penjemputan Vaksin Corona dari Jakarta-Beijing-Jakarta

Josua mengatakan, pemulihan ekonomi yang ditunjukkan dari ekonomi AS menjadi penyokong kurs rupiah hari ini.

Selain itu, sentimen positif juga datang dari perkembangan stimulus fiskal AS dan persetujuan penggunaan vaksin di Inggris.

Josua mengatakan, kabar positif dari stimulus fiskal AS juga turut mendorong pelaku pasar masuk ke pasar obligasi dan menyokong rupiah.

Data tenaga kerja AS menjadi sentimen positif pada pemulihan ekonomi Paman Sam. P

elaku pasar mulai percaya diri masuk ke aset berisiko sehingga kurs rupiah berpotensi menguat.

Jumat (4/12) malam, data average hourly earning periode November naik 0,3% secara bulanan, lebih tinggi daripada proyeksi di 0,1%.

Selain itu, data pengangguran AS juga hanya naik 6,7% lebih rendah dari proyeksi di 6,8%.

Namun, data non farm employment change dirilis lebih rendah di 245.000 dari proyeksi di 480.000.

Ariston menilai data tenaga kerja AS yang cenderung membaik menunjukkan pemulihan ekonomi.

Alhasil, pelaku pasar terdorong untuk masuk ke aset berisiko demi mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi.

Baca juga: AC MILAN Unggul Lima Poin, Dibayangi Inter Milan, Napoli dan Juventus di Klasemen Liga Italia

Harga Emas

Harga emas turun pada awal perdagangan Senin (7/12/2020) pukul 6.41 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.835,09 per ons troi.

Harga emas ini melemah 0,2% dari harga penutupan perdagangan pekan lalu US$ 1.838,86 per ons troi.

Sedangkan harga emas kontrak pengiriman Februari 2021 di Commodity Exchange melemah tipis 0,08% ke US$ 1.838,50 per ons troi.

Meski turun dalam dua hari perdagangan sejak Jumat lalu, harga emas masih tercatat naik dalam sepekan.

Harga emas berjangka kontrak Februari merosot ke US$ 1.780 pada Senin pekan lalu.

Sedangkan harga emas spot berada di US$ 1.776 di hari yang sama.

Baca juga: ARSENAL Catat Titik Terendah Baru Premier League Setelah Dijegal Tottenham

Dari level tersebut, harga emas naik tiga hari brturut-turut sebelum akhirnya melemah pada Jumat dan hari ini.

"Setelah lonjakan empat hari berturut-turut, harga emas terkena profit taking pada level teknikal US$ 1.850 yang merupakan tantangan terbesar setelah menahan kejatuhan dari level support dalam dua bulan terakhir," kata Tai Wong, head of base and precious metals derivatives trading BMO kepada Reuters.

Harga emas juga turun meski laporan penambahan tenaga kerja Amerika Serikat (AS) lebih rendah daripada prediksi.

"Aksi jual yang terjadi ini menunjukkan para pemburu emas di harga murah cenderung sudah memenuhi minatnya," imbuh Wong.

"Pasa sekarang memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto yang lebih tinggi di tahun 2021, terutama dengan peluncuran vaksin yang akan menimbulkan minat pada aset berisiko," kata Xiao Fu, analis Bank of China International.

Di sisi lain, pelemahan nilai tukar dolar AS dan perpaduan kebijakan fiskal dan moneter serta risiko geopolitik menahan kejatuhan harga emas lebih dalam. "Jadi kedua faktor ini berada pada waktu yang bersamaan," imbuh Fu.

Cenderung stabil belakangan, harga emas sudah naik 21% sepanjang tahun ini.

Emas menjadi lindung nilai terhadap inflasi dan pelemahan nilai tukar akibat stimulus jumbo. Kamis lalu, bantuan virus corona US$ 908 miliar mendapatkan minat besar pada pembahasan Kongres. (*)

Berita Terkini