UPDATE Aktivitas Gunung Merapi Terkini, Intensitas Guguran serta Pergerakan Lava dari Dapur Magma

Penulis: Maruti Asmaul Husna
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kubah lava Gunung Merapi

Yaitu kantong magma dangkal pada kedalaman kurang lebih 1,5-2 km dari puncak dan kantong magma dalam yang berada sekitar kurang lebih 5 km dari puncak. 

Hanik melanjutkan, gempa vulkanik dalam (VTA) Merapi terakhir muncul pada 25 September 2020.

Hal ini mengindikasikan tidak ada suplai magma baru dari dalam. 

"Pada aktivitas Merapi tahun 2020 ini gempa vulkanik dalam terakhir muncul tanggal 25 September 2020, hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada suplai magma baru dari dalam. Hal ini juga menjadi salah satu indikator kemungkinan erupsi tidak seperti tahun 2010," ujar Hanik, awal pekan lalu. 

Ilustrasi Merapi 2010 (Ist)

Dilansir dari laman merapi.bgl.esdm.go.id, di Merapi terdapat dua zona tampungan magma yang menentukan sifat khas Merapi, yaitu yang disebut sebagai kantong magma atau dapur magma jika ukurannya lebih besar. 

Karena letaknya relatif tidak jauh, maka kenaikan tekanan di dapur magma akan menyebabkan aliran magma menuju kantong magma di atasnya menyebabkan naiknya tekanan di sana. 

Dalam hal ini kantong magma berfungsi sebagai katup bagi magma yang naik ke permukaan.

Waktu tenang antar erupsi di Merapi merupakan fase di mana terjadi proses peningkatan tekanan magma di dalam kantong magma. 

Apabila tekanan melebihi batas ambang tertentu magma akan keluar dalam bentuk erupsi explosif atau efusif berupa pembentukan kubah lava.

Volume produk yang dikeluarkan kira-kira sebesar 0.1 persen dari volume kantong/dapur magma.

Produk erupsi Merapi rata-rata 10 juta m3 dalam suatu erupsi, bahkan sering di bawah 4 juta m3 yang artinya volume kantong magma relatif kecil. 

Baca juga: Diduga dari Gunung Merapi, Warga Lihat Monyet Ekor Panjang Turun ke Permukiman di Magelang

Baca juga: Ini Pesan Doni Monardo Kepada Para Pengungsi Merapi di Klaten, Ingatkan Penerapan Protokol Covid-19

Potensi Ancaman

Ditanya mengenai ada tidaknya sumbatan-sumbatan di kawah Merapi saat ini yang dapat mempengaruhi ekstrusi magma ke permukaan, Hanik mengungkapkan sumbatan saat ini terhitung tidak terlalu kuat dengan terbentuknya kawah yang dalam pascaerupsi di tahun 2010.

Pascaerupsi 2010, lanjut Hanik, morfologi kawah Gunung Merapi jelas berubah sehingga mempengaruhi arah ancaman bahaya saat ini dan erupsi-erupsi berikutnya.

"Berdasarkan kondisi morfologi kawah saat ini arah ancaman dominan ke arah Selatan-Tenggara," ucapnya. 

Halaman
123

Berita Terkini